JURNAL GAYA - Pandemi Covid-19 membawa efek domino pada segala bidang kehidupan. Saat seperti ini umat manusia ditantang untuk bisa mengatasi dan beradaptasi dengannya.
Maka muncullah istilah AKB atau Adaptasi Kebiasaan Baru yang dicanangkan pemerintah.
AKB artinya masyarakat dituntut untuk membiasakan hidup dengan berbagai batasan yang diakibatkan pandemi, sehingga wabah tidak menyebar lebih luas lagi.
Baca Juga: WASPADA! Berikut 4 Makanan yang Bisa Memicu Sakit Kepala
Menurut data dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat, mereka menyatakan ada ratusan hotel yang bangkrut karena terimbas pandemi Covid-19.
Ketua PHRI Jawa Barat, Herman Muchtar, urun suara dan mengatakan pihaknya masih melakukan pendataan rinci terkait jumlah hotel yang bangkrut tersebut.
Namun, menurutnya ada ratusan hotel di Jawa Barat yang bangkrut dan sudah tidak beroperasi lagi.
"Kota Bandung cukup banyak (hotel bangkrut), kayanya gitu," kata Herman. Seperti dikutip dari ANTARA, Minggu, 7 Februari 2021.
Mengenai fenomena bangkrutnya puluhan hotel di daerah Kota Bandung, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menyatakan bakal mencari solusinya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung, Ema Sumarna, mengatakan pihaknya bakal mencoba membantu sejumlah hotel itu untuk mendapat bantuan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
"Walaupun tidak secara keseluruhan (dana bantuan) bisa didistribusikan, karena banyak yang tidak memenuhi persyaratan, kita coba minta ulang," kata Ema di Bandung, Jawa Barat, Minggu, 7 Februari 2021.
Baca Juga: Spiderman 3 Akan Dibintangi Juga William Dafoe, Jadi Green Goblin Lagi?
Menurut Ema dalam hal tersebut pihaknya juga bakal menggandeng pihak Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) guna menjelaskan kondisi sektor perhotelan khususnya di Kota Bandung.
Meski begitu, ia belum menyebutkan ada berapa hotel yang mengalami kebangkrutan di Kota Bandung. Namun ia yakin angka tersebut kecil dibandingkan keseluruhan jumlah hotel yang ada di Ibu Kota Jawa Barat itu.
Pemkot Bandung sendiri memiliki anggaran khusus untuk pemulihan ekonomi. Anggaran itu teralokasi di sejumlah dinas terkait seperti di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah, dan sejumlah dinas lainnya.
"Kalau ditotalkan itu saya pikir satuannya ratusan miliar, gabungan (anggaran pemulihan) kesehatan dan ekonomi," kata Ema menjelaskan.***
Baca Juga: Modernisasi Penjualan Tiket Penyeberangan, ASDP Gandeng ShopeePay Hadirkan Pembayaran Elektronik