Penjualan Holding Farmasi Indonesia Bergairah Kembali, Tembus 15 Triliun

27 September 2021, 11:58 WIB
Holding Farmasi /Jurnal Gaya / Juniar/PT Bio Farma

 

 
 
JURNAL GAYA - Penjualan holding farmasi milik negara mengalami peningkatan yang menggembirakan di semester I 2021 ini.

Tentu saja peningkatan penjualan memberikan efek baik bagi perekonomian karena keuntungan dari perusahaan holding ini akan disetor untuk negara.

Holding BUMN Farmasi dibentuk dari formasi PT BIo Farma sebagai induknya, sementara Indofarma dan Kimia Farma menjadi anak perusahaan dari holding ini.

Menurut rilis pers Senin, 27 Sepetember 2021 dari PT Bio Farma sebagai induk holding perusahaan, kinerja holding farmasi pada semester I 2021 mengalami peningkatan 164%. Meningkat dari Rp5,78 triliun pada tahun 2020, menjadi Rp15,26 triliun pada tahun 2021.

Baca Juga: Han So Hee Menumpas Gerombolan Mafia di K-Drama Netflix Terbaru My Name!

PT Bio Farma (Persero) terus berupaya melakukan berbagai transformasi sebagai pilar dari ketahanan kesehatan nasional.

Pandemi COVID-19 menjadi tantangan terbesar Bio Farma sebagai induk Holding BUMN Farmasi, yang baru dibentuk pada 31 Januari 2020, atau tepat dua bulan sebelum Pandemi.

Holding BUMN Farmasi menjadi perusahaan farmasi terbesar di Indonesia, memiliki aset 13 pabrik, 78 jaringan distribusi, dan 1.300 jaringan apotek serta 560 laboratorium klinik di seluruh Indonesia.

Menurut Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir, penataan ulang portofolio produk Holding Bio Farma terutama untuk Kimia Farma dan Indofarma, menjadi prioritas perusahaan untuk menjalankan Holding BUMN Farmasi.

Sehingga diharapkan, pada masa yang akan datang, Kimia Farma dan Indofarma, akan memiliki diversitas dan fokus jenis produk yang berbeda.

“Penataan ulang portofolio produk ini, menjadi prioritas kami, mengingat produk Kimia Farma dan Indofarma, ada yang saling beririsan. Hal ini kami lakukan agar dapat memenuhi kebutuhan pemerintah akan obat dan dapat menurunkan harga produk yang saling bersaing. Dan kami sudah menetapkan jenis produk apa saja yang akan dihasilkan oleh masing - masing entitas baik Kimia Farma yang akan menghasilkan produk chemical, dan Indofarma menghasilkan produk herbal dan alkes”, ujar Honesti.

Baca Juga: Cek di Sini 3 Lokasi Samsat Keliling Senin, 27 September 2021 Wilayah Kabupaten Tasikmalaya

Holding BUMN Farmasi memiliki visi untuk menjadi Perusahaan Farmasi yang berdaya saing global, Holding BUMN Farmasi melakukan beberapa transformasi dalam upaya untuk menata portofolio produknya, meningkatkan utilisasi pabrik dengan fokus dan melakukan integrasi proses bisnis perusahaan.

Holding BUMN Farmasi juga melakukan harmonisasi dari seluruh jaringan perusahaan untuk mencapai cost-effectiveness,  seperti melalui sentralisasi distribusi sales service yang menjadi jantung dari proses harmonisasi ini.

Proses transformasi tersebut dilaksanakan bersamaan dengan penanganan Pandemi Covid-19.

Sebagai BUMN, Holding BUMN Farmasi melakukan inisiatif-inisiatif untuk membantu pemerintah menanggulangi pandemi seperti; menyediakan masker medis dan non-medis dengan harga jauh dibawah harga pasar. Memastikan ketersediaan obat terapi covid seperti azithromycin, oseltamivir, chloroquine, dan remdesivir.

Holding BUMN farmasi fokus untuk memastikan ketersediaan produk dengan meningkatkan kapasitas produksi dan memastikan ketersediaan bahan baku yang harganya sempat meningkat sampai 600% saat pandemi karena lockdown.

Baca Juga: Cek Di Sini Lokasi Samsat Keliling Senin, 27 September 2021 Wilayah Kota Tasikmalaya

Holding farmasi juga melakukan kolaborasi dengan start-up dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk menciptakan PCR Test Kit test-yang lebih affordable namun memiliki golden standard (WHO) sehingga mampu menurunkan harga test di pasaran.

Sehingga saat ini, holding farmasi bisa mengikuti instruksi dari Presiden Joko Widodo untuk menurunkan harga test swab dan antigen agar lebih terjangkau masyarakat.

Menyediakan vitamin dan alat kesehatan di seluruh outlet apotek Kimia Farma. Melakukan inovasi Mobile Lab BSL-3 sehingga dapat melakukan test PCR di daerah yang kekurangan kapasitas test.

Penyediaan vaksin Covid-19 dari berbagai macam platform yang diperoleh melalui hubungan bilateral dan multilateral.

Terhitung tanggal 24 September 2021 sudah terdistribusi sebanyak lebih dari 175 juta dosis. Penerapan Sistem Manajemen Distribusi Vaksin (SMDV), untuk memastikan distribusi vaksin yang real-time, sehingga kualitas vaksin akan tetap terjaga sejak meninggalkan Gudang distribusi Bio Farma, hingga vaksin digunakan di masyarakat.

Baca Juga: Kim Jung Hyun Menandatangani Kontrak Eksklusif Dengan Agensi Story J Company!

Holding BUMN Farmasi pada semester I 2021 ini mengalami peningkatan 164% Yoy, dari Rp 5,78 triliun pada tahun 2020, menjadi 15,26 triliun.

Secara detail, pendapatan Bio Farma sendiri, didapat dari realisasi pendapatan penugasan yang mencapai Rp 8,12 triliun, yang terdiri dari Rp 7,97 triliun program vaksin Covid-19 dan 144,30 miliar, didapat dari program Vaksinasi Gotong Royong (VGR).

Selain meluncurkan produk RT PCR Kit, Bio Farma meluncurkan inovasi terbaru yaitu Bio Saliva, alat uji untuk mendeteksi Covid – 19 dengan metode kumur (gargling).

Bio Saliva ini merupakan pelengkap dari produk sebelumnya yaitu mBioCov19. Gargle PCR memiliki sensitifitas hingga 95% sehingga dapat digunakan sebagai alternatif selain gold standar SWAB Nasofaring-Orofaring menggunakan PCR Kit.

Keunggulan produk ini merupakan produk non invasif yang memberikan kenyamanan terhadap orang yang akan di PCR.***

 

Editor: Dini Yustiani

Sumber: Bio Farma

Tags

Terkini

Terpopuler