Yuk, Belajar Kewirausahaan Bersama Anak-anak Banten. Tidak Lanjut Kuliah Tetap Semangat

- 23 November 2020, 08:45 WIB
Ilustrasi Pelatihan Kewirausahaan
Ilustrasi Pelatihan Kewirausahaan /PRMN

 

Jurnal Gaya - Tak bisa melanjutkan sekolah atau kuliah ke jenjang yang lebih tinggi bukan berarti harus bermuram durja dan bersedih hati. 

Selain berusaha mencari pekerjaan ke perusahaan-perusahaan sesuai jenjang pendidikan, juga bisa memulai usaha sendiri. 

Sambil bekerja menabung sedikit demi sedikit untuk biaya melanjutkan pendidikan.

Baca Juga: Ngeri! Beredar Video Fahri Hamzah soal Pemerintah Libatkan Habib Rizieq Ciptakan Konflik Ideologi

Apalagi dalam suasana wabah Covid-19 sekaran, banyak program yang digulirkan oleh pemerintah untuk tetap menjaga ketahanan ekonomi masyarakat. 

Seperti yang dilakukan puluhan anak putus sekolah di Kabupaten Lebak, Banten. Mereka berkiprah mengembangkan kewirausahaan agar mampu menciptakan lapangan pekerjaan di daerah ini. Seperti yang dikutip Jurnal Gaya dari ANTARA, Senin, 23 November 2020.

Berguna untuk diri sendiri bahkan untuk lingkungan sekitar. 

Baca Juga: Selain Narkoba, Millendaru Pernah Terjerat Kontroversi Video Asusila dan Bersitegang dengan Ashanty

"Kami hari ini banyak menerima pesanan desain grafis bentuk kemasan, banner, logo, gambar mug, sablon, dan spanduk," kata Hazrat Ali (18), seorang anak putus sekolah warga Warunggunung, Kabupaten Lebak, Minggu.

Melimpahnya permintaan pesanan itu, bukan hanya dari warga Kabupaten Lebak saja, namun juga dari Kabupaten Pandeglang, Kota Serang, dan Kabupaten Serang. Daerah-daerah sekitar Provinsi Banten. 

Pesanan yang datang merupakan pesanan barang cetakan untuk souvenir. Kebanyakan pesanan itu jenis kemasan, banner, logo, gambar mug, sablon dan spanduk dengan harga Rp50 ribu sampai Rp500 ribu.
Baca Juga: Profil Millendaru, Keponakan Ashanty yang Tersandung Kasus Narkoba

Omzet pendapatan relatif lumayan di tengah pandemi Covid-19, terlebih adanya pemilihan kepala daerah (pilkada), sehingga banyak pesanan logo, banner dan spanduk.

"Kami menggeluti usaha ini sudah menyerap tenaga kerja sebanyak lima orang," kata Hazrat Ali seraya mengaku tidak melanjutkan pendidikannya hingga ke perguruan tinggi karena faktor biaya.

Begitu juga anak putus sekolah lainnya, Siti Rika Agustina (18) mengatakan, kini menjalin kerja sama dengan koperasi untuk menampung produksi desain grafis bentuk pin, bros, gambar mug, dan kemasan. Sebab, lembaga koperasi tersebut dapat memasarkan produk hingga ke luar daerah.
Baca Juga: Hari ini, Menjelang Siang Hingga Sore Jabodetabek Diguyur Hujan

Bahkan, kata dia, sejak sepekan terakhir banyak permintaan dan menyerap tenaga kerja sebanyak tiga orang.

"Kami merintis usaha itu belum lama, dan banyak pesanan melalui koperasi itu," ujarnya pula.

Ketua Pengelola Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Cadre Ability Informatika, Kabupaten Lebak Hambali mengatakan anak putus sekolah yang kini menggeluti kewirausahaan itu sebanyak 20 orang menerima pelatihan desain grafis melalui program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Program itu bertujuan untuk mencetak anak-anak putus sekolah, agar memiliki kecakapan dan keterampilan (life skill) khususnya desain grafis.

Saat ini, ujarnya, tenaga desain grafis sangat dibutuhkan para pelaku usaha sehubungan menggeliatnya perekonomian masyarakat.

"Kami mengapresiasi anak-anak putus sekolah itu kini bisa mengembangkan usahanya dengan menjalin kerja sama dengan lembaga usaha, seperti koperasi, instansi pemerintah dan BUMN," kata Siti yang juga lulusan SMK MHI Warunggunung itu pula.***

Editor: Qiya Ameena

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x