JURNALGAYA - Pangeran Arab Saudi Turki al-Faisal al Saud menyebut Israel menahan warga Palestina di kamp konsentrasi seperti halnya Nazi Jerman pada perang dunia kedua.
Mantan Kepala Dinas Intelijen Kerajaan Arab Saudi ini menggambarkan Israel sebagai penjajah yang berperang sekaligus mempraktikkan apartheid.
"Pemerintah Israel telah menangkap ribuan penduduk tanah yang mereka duduki dan memenjarakan orang-orang di kamp konsentrasi di bawah tuduhan keamanan yang paling tipis, tua dan muda, wanita dan pria membusuk di sana tanpa bantuan atau keadilan," katanya seperti dilansir Times of Israel, Selasa 8 Desember 2020.
Hal itu diungkapkan Sang Pangeran dalam diskusi panel konferensi Dialog Manama yang diselenggarakan oleh Institut Internasional untuk Kajian Strategis di Bahrain pada Minggu 6 Desember 2020.
Pertemuan itu turut dihadiri Menteri Luar Negeri Israel, Gabi Ashkenazi.
"Mereka menghancurkan rumah sesuka mereka, dan mereka membunuh siapa pun yang mereka inginkan. Namun, Knesset Israel mengeluarkan undang-undang yang mendefinisikan kewarganegaraan Israel secara eksklusif sebagai orang Yahudi, yang menyangkal hak yang sama bagi penduduk non-Yahudi Israel di bawah hukum. Demokrasi macam apa itu?," ujarnya.
Baca Juga: Anies Baswedan Curhat ke Masyarakat Soal Penderitaannya, 'Sama Sekali Tidak Nyaman'
Al Saud juga menyesalkan tindakan Israel atas pembangunan tembok keamanan Tepi Barat. Dia menjulukinya "tembok apartheid".
Di awal pemaparannya, Al Saud menekankan bahwa komentar pedasnya bersifat pribadi. Dia juga menggambarkan Israel sebagai pengganggu lingkungan haus darah yang selalu menginjak-injak semua norma dan standar internasional.