Siap-siap Beralih ke Mobil Listrik, Jepang Berencana Hapuskan Mobil Bensin Tahun 2030

- 27 Desember 2020, 22:27 WIB
Ilustrasi mobil listrik dengan dua penumpang keluaran Toyota
Ilustrasi mobil listrik dengan dua penumpang keluaran Toyota /ANTARA/

Presiden Toyota Akio Toyoda mengeluarkan pendapatnya mengenai Pemerintah Jepang melarang mobil bertenaga bensin dan pindah ke kendaraan listrik terlalu tergesa-gesa.

"Model bisnis industri mobil saat ini akan runtuh," menurut Toyoda dengan penuh khawatir menanggapi rencana pemerintahannya.

Baca Juga: Polisi Akhirnya Tetapkan Pasien Wisma Atlet yang Terlibat Hubungan Sejenis Jadi Tersangka!

Akio Toyoda berbicara atas nama pembuat mobil Jepang dalam perannya sebagai kepala asosiasi industri lokal. Toyoda mengatakan jaringan listrik tidak dapat menangani permintaan musim panas tambahan dan mengamati bahwa sebagian besar listrik Jepang dihasilkan dengan membakar bahan bakar fosil.

Perdana Menteri Yoshihide Suga memandang sebaliknya, merujuk ke bagian berbeda dari komentar Toyoda di mana kepala Toyota pernah mengatakan dia mendukung tujuan pemerintah membuat Jepang netral karbon pada tahun 2050.

Sementara itu Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang menggelar konferensi pekan lalu untuk membahas target nol-emisi 2050, dengan para eksekutif dan ahli manufaktur bergabung dalam dialog. Rencana pengurangan gas rumah kaca, termasuk regulasi khusus, akan disusun pemerintah bulan ini.

Baca Juga: 7 Fakta Unik Audrey Wicaksana 'Si Anak Emas' yang Beruntung, No 5 Hobinya Langka!

Bagian dari agenda tersebut juga mempromosikan pengembangan teknologi kendaraan listrik generasi mendatang, seperti baterai solid-state. Jepang berencana untuk menetapkan target semua kendaraan yang dipasarkan di negara itu adalah kendaraan listrik dan hybrid pada petengahan 2030.

Hal lain yang juga sedang dipertimbangkan adalah pasar perdagangan kredit karbon di antara para pembuat mobil sehubungan dengan kuota penjualan untuk kendaraan ramah lingkungan.

"Ini perlu dipertimbangkan seiring dengan kebijakan energi,” kata salah seorang peserta konferensi, dikutip Nikkei Asia.

Halaman:

Editor: Qiya Ameena

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x