Pengrajin Tahu Tempe Jabar Mogok Mulai Hari Ini, Harga Jual Naik 20%-30% Per 4 Januari

- 1 Januari 2021, 18:53 WIB
Pengrajin Tahu Tempe Jabar Mogok Mulai Hari Ini, Harga Jual Naik 20%-30% Per 4 Januari.
Pengrajin Tahu Tempe Jabar Mogok Mulai Hari Ini, Harga Jual Naik 20%-30% Per 4 Januari. /Instagram.com/@river_run_ferments/*/Instagram.com/@river_run_ferments

JURNAL GAYA - Pengrajin tahu dan tempe Jawa Barat (Jabar) ikut serta dalam aksi mogok produksi yang akan digelar pada 1-3 Januari 2021. Setelah itu, harga tahu dan tempe diproyeksikan naik sebesar 20%-30%.

Demikian diungkapkan Pusat Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Puskopti) Jawa Barat (Jabar), Asep Nurdin, di Bandung, 29 Desember 2020. Seperti diketahui, rencana aksi mogok tersebut dipicu kenaikan harga kedelai yang cukup tinggi.

"Saat ini harha kedelai di perkotaan sudah Rp 9.000-an per kilogram, di daerah mungkin bisa sampai Rp 9.200-Rp 9.300 per kg," katanya.

Baca Juga: Awal Tahun 2021, Kasus COVID 19 di Indonesia Tambah 8.072

Padahal, menurut dia, harga kedelai sempat berada di kisaran Rp 6.000-an per kg. Kenaikan harga kedelai sudah terjadi sejak satu bulan terakhir, mulai awal Desember.

"Harga kedelai naik dari negara asalnya, Amerika, karena lonjakan permintaan di sana. Prediksi kami, harga kedelai sulit turun lagi, apalagi saat ini pandemi," ujarnya.

Kenaikan harga bahan baku yang cukup tinggi itu, menurut Asep, menjadi pukulan besar bagi pengrajin tahu tempe. Ini juga menjadi buah simalakama membuat pengrajin gamang.

Baca Juga: 4 Makanan Wajib di Perayaan Malam Tahun Baru  

"Kalau dinaikan, konsumennya mayoritas kelas menengah bawah, yang daya belinya juga terpukul pandemi. Tidak dinaikkan, kami terus merugi," tuturnya.

Saat ini, menurut Asep, pengrajin sudah melakukan sejumlah cara, mulai dari mengurangi produksi sampai dengan mengurangi ukuran. Namun, kenaikan harga kedelai sudah sulit untuk ditahan.

"Terpaksa, mau tidak mau, harga tahu dan tempe harus naik. Kalau tidak, kami yang gulung tikar," ujarnya.

Baca Juga: Haduh, Dua Pelaku Pembuat Parodi Lagu Indonesia Raya Masih ABG

Ia mengaku berharap, ke depan pemerintah membenahi tata niaga kedelai agar harganya bisa terkendali. Indonesia juga harus kembali merealisasikan program swasembada kedelai.

"Minimal, Indonesia harus bisa memenuhi 50% kebutuhannya secara mandiri. Jadi, tidak terlalu tergantung terhadap impor dan saat harga di negara asal melonjak, kita tidak terlalu terdampak," ujarnya.

Untuk jangka pendek, menurut dia, pemerintah sebaiknya kembali memberikan subsidi terhadap harga kedelai. Pasalnya, kedelai adalah komoditas yang menyangku kehidupan rakyat banyak, khususnya kelas menengah bawah.***

Editor: Nadisha El Malika


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah