JURNAL GAYA – Adanya kejadian penjarahan logistik bantuan dibeberapa ruas jalan menuju lokasi bencana gempa bumi di Kabupaten Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat. Membuat aparat kepolisian bertindak dan turun tangan melakukan pengamanan di minimarket dan SPBU yang berada di wilayah Martadinata, Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), Selasa (19/1).
Baca Juga: Cegah Penjarahan, Polisi Kawal Bantuan Kemanusiaan Gempa Majene dan Mamuju
“Untuk pengamanan toko retail dan menghindari adanya penjarahan barang kebutuhan pokok pada masa darurat bencana,” ujar salah satu anggota Samapta Polda Sulteng, Bripda Leo Asnawi yang turut diperbantukan dalam musibah tersebut.
Baca Juga: Sebanyak 19.435 Korban Gempa Magnitudo 6,2 di Sulawesi Barat Harus Mengungsi
Selain untuk menjaga keamanan dan ketertiban, Asnawi dan anggota Samapta Polda Sulteng juga bertindak untuk memberikan arahan terkait kedisiplinan penerapan protokol kesehatan kepada masyarakat yang hendak membeli barang kebutuhan.
Hal itu dilakukan meningkatnya penularan virus COVID-19 masih berpotensi terjadi di Tanah Air. “Kita juga ingatkan (masyarakat) untuk patuh protokol kesehatan,” jelas Asnawi.
Baca Juga: Inna Lillahi Korban Jiwa Gempa Sulawesi Barat Bertambah Jadi 73 Orang, 27.850 Warga Mengungsi
Menurutnya, sejak toko dan SPBU dibuka pada masa darurat bencana pada Senin (18/1), antusias masyarakat untuk membeli kebutuhan sehari-hari sangat tinggi. Bahkan pihaknya harus bersiaga sejak toko buka mulai dari jam 08.00 hingga 21.00 WITA. “Kemarin parkiran (kendaraan pembeli) di sini penuh terus,” terang Asnawi.
Asnawi menjamin bahwa selama dua hari ini dan pada masa darurat bencana ke depan, masyarakat Mamuju dapat menjaga ketertiban dan kooperatif selama berbelanja.