Indonesia Masuk Lima Besar Peringkat Dunia Kematian Tertinggi Nakes Akibat COVID 19

- 25 Februari 2021, 17:45 WIB
Kepala Satgas Penanganan Covid-19, Doni Monardo
Kepala Satgas Penanganan Covid-19, Doni Monardo /Humas BNPB/

JURNAL GAYA – Hingga kini dokter yang meninggal karena COVID 19 di Indonesia mencapai 300 orang. Selain dokter, ratusan tenaga kesehatan (nakes) yang meninggal dan menempatkan Indonesia peringkat kelima tertinggi di dunia nakes yang gugur akibat COVID 19.

Baca Juga: KPK Akan Periksa 3 Politisi PDI Perjuang Terkait Korupsi Bansos COVID 19

Hal itu diungkapkan Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Doni Monardo sambutan Launching Buku: Pedoman Standar Perlindungan Dokter di Era Covid-19 Edisi ke-2, secara virtual, Kamis 25 Februari 2021. “Indonesia menjadi salah satu negara dengan peringkat gugur atau korbannya dokter, dan tenaga kesehatan lainnya yang terbesar di dunia atau tertinggi nomor urut ke-5 secara presentasi,” beber Doni.

Baca Juga: UPDATE Kasus Covid-19 di Indonesia Hari Bertambah 8.493 Orang

Doni mengungkapkan 300 lebih dokter telah gugur akibat Covid-19 dan mereka berjuang untuk misi kemanusiaan. “300 lebih dokter yang telah gugur, yang telah wafat sebagai bagian dari mereka yang berjuang untuk misi kemanusiaan. Sehingga sekali lagi menjadi kewajiban kita untuk mencari cara yang terbaik bagaimana kita semua mampu mengurangi resiko, sehingga dokter tidak menjadi terpapar dan terinfeksi,” pungkasnya.

Baca Juga: Keren! PMI Menggandeng Komunitas Punk dan Anak Jalanan di Sukabumi Ikut Berperang Melawan Covid-19

Diungkapkan Doni, dokter termasuk nakes lainnya merupakan kelompok rentan atau mereka yang berpotensi menjadi terpapar Covid-19. Doni mengapresiasi setinggi-tingginya terhadap dilauncingnya buku standar perlindungan dokter di era Covid-19. “Kami dari Satgas memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada tim yang telah menyusun buku tentang standar perlindungan dokter di era Covid-19 yang sudah merupakan Jilid kedua,” terang Doni.

Baca Juga: Terkena Covid-19, Pernikahan Aurel Hermansyah dan Atta Halilintar Batal?

Doni mengatakan, seharusnya ujung tombak dalam penanganan Covid-19 bukan dokter sendiri, namun juga masyarakat. “Saya sering mengatakan, seharusnya kita janganlah membuat suatu pesan bahwa dokter adalah ujung tombak. Menurut saya ini benar, tetapi alangkah baiknya ujung tombaknya itu kita serahkan ke masyarakat,” bebernya.

Halaman:

Editor: Yugi Prasetyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x