JURNAL GAYA - Kepala BBMKG Wilayah II Tangerang Hendro Nugroho, ST, M.Si menghimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya terkait Gempa Pangadaran M 3,5.
Baca Juga: Pangandaran Digoyang Gempa Mag 3,5, Tidak Berpotensi Tsunami
“Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi (Instagram/Twitter @bmkgwilayah2 atau @infoBMKG), website (https://balai2.bmkg.go.id/ atau https://www.bmkg.go.id atau inatews.bmkg.go.id).), atau melalui Mobile Apps (IOS dan Android): wrs-bmkg atau infobmkg,” beber Hendro dalam keterangan tertulis yang diterima Jurnal Gaya, Kamis 4 Maret 2021.
Baca Juga: Andi Arief Beberkan Bukti Keberangkatan Moeldoko untuk Rencanakan Kudeta Partai Demokrat
Dikatakan Hendro, gempa yang terjadi pukul 20:11:08 WIB di Wilayah Kabupaten Pangandaran itu termasuk gempa tektonik. Hasil analisa BMKG menunjukkan bahwa gempabumi ini berkekuatan M=3.5. Episenter terletak pada koordinat 8.14 LS dan 107.87 BT, atau tepatnya berlokasi di Laut pada jarak 84 km Barat Daya Kab-Pangandaran-Jabar pada kedalaman 22 kilometer.
Baca Juga: 10 Tips Diet Bagi yang Hobi Ngemil, Nomor 5 Kuncinya!
“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi Dangkal,” ucap Hendro. Hal ini, akibat aktivitas Zona Subduksi (Megathrust) di Selatan pulau Jawa dimana Lempeng Indo-Australia menyelusup menunjam kebawah Lempeng Eurasia.
Baca Juga: DITANGKAP Mamah Muda Pamer Mobil Pake Nopol TNI Palsu di Bandung, Alasannya Bikin Geleng-geleng
Dampak gempabumi yang digambarkan oleh peta tingkat guncangan (Shakemap) BMKG dan berdasarkan laporan dari masyarakat, gempabumi ini dirasakan di Pangandaran, Pameungpeuk, Cikalong, Karangnunggal, Cijulang, dan Sindangsari II-III MMI. “Bahkan getarannya dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu,” jelasnya.