Cegah Penularan Covid-19, Sultan Hamengku Buwono X Tiadakan Grebek Syawal

- 11 Mei 2021, 22:20 WIB
Sepuluh tradisi menyambut Idul Fitri dari berbagai daerah di Indonesia, salah satunya ada Grebeg Syawal dari DI. Yogyakarta.*
Sepuluh tradisi menyambut Idul Fitri dari berbagai daerah di Indonesia, salah satunya ada Grebeg Syawal dari DI. Yogyakarta.* /ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/hp

Pelarangan Grebeg Syawal bukan satu-satunya acara tradisional yang dilarang. Sultan juga meniadakan acara tradisi lainnya, termasuk Hajad Dalem Ngabekten atau sungkeman.

Sultan berharap sebagai pemimpin Kesultanan Yogyakarta, rakyatnya akan mengikuti dengan menunda berbagai kegiatan yang dapat memunculkan kerumunan.

"Saya berharap masyarakat juga menunda lah, Grebeg dan sebagainya juga kami tunda supaya tidak jadi omongan orang," kata Sultan yang juga menjadi Gubernur DIY ini.

Baca Juga: RESMI! Pemerintah Sepakati Idul Fitri 1442 Hijriyah pada Kamis 13 Mei 2021

Sementara itu, menurut Penghageng Kawedanan Hageng Panitrapura Keraton Yogyakarta GKR Condrokirono, meskipun Grebeg Syawal ditiadakan pihak keraton akan melakukan penyesuaian prosesi pembagian rengginang secara terbatas untuk kalangan internal keraton.

"Rengginang ini juga akan dibagikan ke dua tempat yang berbeda sebagaimana Grebeg pada umumnya, yakni Puro Pakualaman dan Kepatihan," kata Condrokirono.

Grebeg sendiri tidaklah hilang, hanya arak-arakan yang menundang kerumunan massanya yang dihilangkan..

"Meski tidak ada prosesi arak-arakan prajurit dan gunungan, Grebeg tetap tidak kehilangan esensinya, yakni perwujudan rasa syukur dari raja atas melimpahnya hasil bumi, yang dibagikan untuk rakyatnya," kata putri kedua Sultan HB X ini menjelaskan.***

Halaman:

Editor: Dini Yustiani

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x