Network
JURNAL GAYA - Hanya dalam dua hari berturut-turut di India tercatat jumlah kematian karena COVID 19 mencapai 4.000 jiwa. Kebanyakan kasus tersebut menjalar di pedesaan-pedesaan pelosok Negera tersebut.
Para ahli tetap tidak yakin kapan angka infeksi akan mencapai puncaknya dan kekhawatiran berkembang tentang penularan varian yang mendorong infeksi di India dan menyebar ke seluruh dunia.
Bhramar Mukherjee, seorang profesor epidemiologi di Universitas Michigan, mengatakan sebagian besar model telah memperkirakan puncak infeksi di India pada minggu ini, dan bahwa negara tersebut dapat melihat tanda-tanda tren itu.
Baca Juga: Amitabh Bachchan Meminta Orang-Orang di Seluruh Dunia untuk Membantu India Melawan Virus Covid - 19
Namun, jumlah kasus baru setiap hari cukup besar untuk membebani rumah sakit, katanya di Twitter. "Kata kuncinya adalah optimisme hati-hati," cuitnya seperti dikutip dari ANTARA, Kamis 13 Mei 2021.
Situasinya sangat buruk di daerah pedesaan Uttar Pradesh, negara bagian terpadat di India dengan populasi lebih dari 230 juta jiwa. Gambar-gambar televisi menunjukkan keluarga-keluarga yang menangisi orang mati di rumah sakit pedesaan atau menginap di bangsal untuk merawat orang sakit.
Bahkan mayat-mayat telah terdampar di Sungai Gangga, sungai yang mengalir melalui negara bagian India, karena krematorium kewalahan menangani jenazah dan kayu untuk pembakaran pembakaran jenazah sangat sedikit.
Baca Juga: WADUH, 8 Singa di India Positif Terjangkit COVID 19 Diawali Munculnya Gangguan Pernafasan
"Statistik resmi tidak memberi Anda gambaran tentang pandemi dahsyat yang mengamuk di pedesaan UP," tulis aktivis terkenal dan politisi oposisi Yogendra Yadav di The Print, merujuk pada pedesaan Uttar Pradesh.
