WASPADA! Kasus Anak Terkonfirmasi dan Meninggal karena COVID-19 Ada di Dua Provinsi Ini!

- 26 September 2021, 20:13 WIB
dr. Aman Pulungan
dr. Aman Pulungan /Yuni Astuti/@amanpulungan

Berdasarkan data tersebut, di antara anak-anak terkonfirmasi COVID-19 yang ditangani oleh dokter anak, angka kematian tertinggi pada anak usia 10-18 tahun (26 persen), diikuti 1-5 tahun (23 persen), 29 hari- kurang dari 12 bulan (23 persen), 0-28 hari (15 persen), dan 6 tahun sampai kurang dari 10 tahun (13 persen).

Ketua Bidang Ilmiah Pengurus Pusat IDAI Dr. dr. Antonius H. Pudjiadi, Sp.A(K) mengatakan tidak meratanya deteksi kasus COVID-19 tersebut terjadi karena fasilitas tes PCR dan fasilitas kesehatan yang berbeda, kapasitas pengujian dengan PCR saat itu di Indonesia masih rendah dan anak bukan populasi prioritas untuk tes.

Sementara, Sekretaris Umum Pengurus Pusat IDAI dr. Hikari Ambara Sjakti, Sp.A(K) menuturkan laporan tersebut menunjukkan angka kematian kasus atau case fatality rate (CFR) COVID-19 pada anak di Indonesia, yakni 522 kematian dari 35.506 kasus suspek (CFR 1,4 persen), dan 177 kematian dari 37.706 kasus terkonfirmasi (CFR 0,46 persen).

Baca Juga: Bambang Soesatyo Minta Polisi Usut Tuntas Kasus Penyerangan Tokoh Agama

Laporan hasil riset IDAI itu menyebutkan CFR COVID-19 anak di Indonesia tersebut jauh lebih tinggi dibanding di negara lain, seperti Amerika Serikat dan negara-negara di Eropa, kemungkinan karena kapasitas pemeriksaan (testing) yang rendah sehingga banyak kasus yang tidak terdeteksi.

Laporan tersebut juga mengungkapkan penyebab kematian anak akibat COVID-19 terbanyak dikarenakan faktor gagal napas, sepsis/syok sepsis, serta penyakit bawaan (komorbid).

Sementara komorbid terbanyak pada anak COVID-19 yang meninggal adalah malnutrisi dan keganasan, disusul penyakit jantung bawaan, kelainan genetik, tuberkulosis (TBC), penyakit ginjal kronik, celebral palsy, dan autoimun. Sementara 62 anak meninggal tanpa komorbid.

Baca Juga: BREAKING NEWS! Azis Syamsuddin Mundur Dari Jabatan Wakil Ketua DPR RI, Partai Golkar Hormati Proses Hukum

Ketua Satuan Tugas COVID-19 IDAI dr. Yogi Prawira, Sp.A(K) menuturkan faktor penyebab gagal napas dan sepsis/syok sepsis terjadi pada kondisi COVID-19 yang berat sehingga pemantauan kondisi serta tata laksana secara dini dan tepat sangat penting untuk mencegah terjadinya dua kondisi tersebut.

Hasil penelitian IDAI tersebut dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Frontiers in pediatrics yang terbit pada 23 September 2021.

Halaman:

Editor: Dini Yustiani

Sumber: Antaranews


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x