أَيْ مِنَ الصَّغَائِرِ وَيُرْجَى غُفْرَانُ الْكَبَائِرِ
“Yaitu, mulai dari dosa-dosa kecil, dan diharapkan ampunan dosa besar.” (Abu ath-Thayyib, ‘Aunul Ma’bud Sayarh Sunan Abi Daud, [Beirut, Darul Kutub Ilmiah: 1415], juz IV, halaman 171).
Jadi keistimewaan shalat tarawih jika dilihat dari sisi ruhani melalui hadits Rasulullah dan para ulama adalah diampuninya segala dosa, yaitu dosa kecil, serta masih ada harapan diampuninya dosa besar.
Baca Juga: Teks Ceramah Singkat Tentang 5 Fungsi Puasa di Bulan Suci Ramadhan
Kedua, Keistimewaan Jasmani
Shalat tarawih selain memiliki Keistimewaan ruhani, juga memiliki keistimewaan jasmani, yaitu untuk kesehatan badan serta terhindar dari penyakit-penyakit makanan yang dikonsumsi ketika berbuka puasa.
Syekh Muhyiddin Mistu dalam kitabnya menjelaskan faedah shalat yang satu ini menggunakan perspektif jasmani. Dalam kitabnya disebutkan,
صَلَاةُ التَّرَاوِيْحِ سُنَّةٌ مُؤَكَّدَةٌ لِلرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ وَهِيَ عِشْرُوْنَ رَكْعَةً وَتُفِيْدُ هَضْمَ الطَّعَامِ وَتَنْشِيْطَ الْجِسْمِ وَمَغْفِرَةَ الذُّنُوْبِ
Artinya, “Shalat tarawih sangat dianjurkan bagi laki-laki dan perempuan, yaitu terdiri dari 20 rakaat, dan berfaedah menghancurkan makanan (dalam perut), membangkitkan semangat badah, dan ampunan dosa-dosa.” (Syekh Muhyiddin Mistu, as-Shaumu Fiqhuhu wa Asraruhu, [Beirut, Darul Qalam: 1979], halaman 111).
Dari dua faedah di atas, dapat disimpulkan bahwa anjuran shalat tarawih melalui hadits Rasulullah yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah tersebut memiliki kandungan yang sangat banyak.
Ia tidak hanya sebatas ruhani berupa spiritual saja, akan tetapi juga sangat berpengaruh pada kesehatan jasmani berupa emosional.