"Dulu sempat nonton film 5 Cm yang syutingnya di Semeru, pas sesudah nonton aku langsung minta izin ke ayah untuk naik ke Semeru dengan syarat nilainya harus bagus. Tapi enggak sembarangan, aku latihan fisik dulu dua bulan karena kategorinya gunung besar," ungkapnya.
Kiprah Khansa di dunia pendakian ternyata terus berlanjut hingga usianya beranjak remaja. Gen Z yang tinggal di Cibubur ini bahkan rela berlatih keras untuk mencapai beberapa goals besar dalam sejarah pendakiannya.
Di usianya yang baru 13 tahun, Khansa berhasil meraih Piagam MURI pendaki perempuan termuda Indonesia yang mencapai puncak Gunung Kilimanjaro, Afrika di tahun 2019. Bahkan ia juga didaulat menjadi 7 sumitters perempuan termuda Indonesia setelah menggapai puncak Carstensz Pyramide 4.884 mdpl di tahun 2017 atau 7 puncak tertinggi Indonesia.
"Yang paling berkesan ketika aku mencapai puncak Carstensz Pyramide di Papua dengan ketinggian 4.884 mdpl di tahun 2017 atau 7 puncak tertinggi Indonesia. Saat itu usiaku baru 11 tahun, itu gunung teknikal pertama yang aku naikin dengan medan vertikal seperti naik tebing. Aku sempat mau menyerah sebelum ke puncak tapi Alhamdulilah sampai ke puncak," bebernya.
Berbagi Tips untuk Pendaki Pemula
Meski sudah 83 kali naik gunung, tak lantas gadis yang hobi olaharaga lari ini menjadi jemawa. Dengan rendah hati, Khansa pun berbagi tips penting untuk para pendaki pemula.
Mengutip kembali kalimatnya terkait pepatah gunung yang mengandung bahaya dan manusia mengundang bahaya, Khansa sempat beberapa mengalami insiden dramatis yang tak bisa dilupakannya seumur hidup.
"Pengalaman yang tak pernah dilupakan saat naik Gunung Sangar di puncak selatan Gunung Rinjani, itu pertama kali aku hampir jatuh di bibir kawah dengan tangan dipegang Ayah. Saat itu aku lihat ke bawah kabut semua dan itu menjadi pengalaman yang paling dramatis di gunung teknikal," katanya.
Menurutnya, naik gunung teknikal membutuhkan kewaspadaan tinggi karena jalur pendakian yang dia jajal sangat curam dan berbahaya sehingga jarang dinaiki para pendaki.
"Selama pendakian di Gunung Sangar itu pakai tali dan semua pijakannya itu batu-batu goyang sehingga kita mesti hati-hati karena depannya kawah Gunung Rinjani," ucapnya.