Potret Khansa Syahla Aliyah, Pendaki Termuda yang Sukses Jajal 83 Gunung dengan Kisah Dramatis

- 29 Agustus 2023, 22:29 WIB
Potret Khansa Syahla Aliyah, Pendaki Termuda yang Sukses Jajal 83 Gunung dengan Kisah Dramatis
Potret Khansa Syahla Aliyah, Pendaki Termuda yang Sukses Jajal 83 Gunung dengan Kisah Dramatis /Dini Budiman/Jurnal Gaya/

JURNAL GAYA-"Gunung itu mengandung bahaya dan manusia mengundang bahaya. Kalau kamu masih punya kebiasaan merusak dan membuang sampah sembarangan sampai vandalisme, lebih baik jangan naik gunung," ucap Khansa dengan nada tegas.

Ya, gadis berkulit glowing dengan jemari yang lentik itu bernama Khansa Syahla Aliyah yang dikenal sebagai 7 sumitters perempuan termuda Indonesia.

Siapa yang menyangka, dibalik parasnya yang anggun, belia berusia 17 tahun ini ternyata telah berhasil mendaki 83 gunung di berbagai daerah Indonesia hingga ke mancanegara.

Tak heran, jika secara pemikiran Khansa pun sudah terlihat lebih dewasa, baik dalam memaknai hidup, cara pandang spiritual hingga komitmennya dalam menjalankan prinsip pendakian di  kehidupan sehari-hari.

Meski masa mudanya banyak tersita dengan aktivitas naik gunung, tak lantas membuat siswa kelas 12 SMA Labschool Jakarta ini mengenyampingkan pendidikan. Sebagai bukti, sejak duduk di bangku SMP hingga saat ini, Khansa selalu mendapatkan beasiswa melalui jalur prestasi pendakian.

"Pertanyaan yang selalu terlontar, Khansa naik gunung terus ya, terus sekolahnya gimana. Terus aku jawab, aku bisa naik gunung dengan syarat nilai sekolahnya harus bagus dan itu semua sudah aku buktikan, makanya ayah ngasih aku izin naik gunung," ujar Khansa saat hadir menjadi narasumber di Journalist Camp PRMN X Eiger 2023 yang digelar di Sari Ater CamperPark pada Kamis 24 Agustus 2023.

Naik Gunung Sejak Usia 5 Tahun

Lahir dari orang tua yang gemar naik gunung, membuat Khansa terbiasa dengan atsmosfer hiking dan aktivitas petualangan di alam bebas. Bahkan di usianya yang baru menginjak 5 tahun, gadis yang hobi makeup ini sudah berhasil menjajal puncak Gunung Bromo di Jawa Timur.

"Aku mulai mendaki pertama kali Gunung Bromo di umur lima tahun, emang masih gunung wisata tapi bagi aku umur yang saat itu baru lima tahun tetap challenging juga karena waktu itu cuacanya dingin, tinggi tapi di puncak seneng banget ketika melihat keindahan gunungnya dan jadi semakin kepo ke gunung-gunung lain," ucapnya.

Bukan Khansa namanya jika tak diselimuti rasa penasaran. Karena ketagihan, Brand Ambassador Eiger Tropical Adventure ini kemudian mendapatkan izin dari sang ayah untuk naik Gunung Rinjani dan di usia tujuh tahun berhasil menaklukkan Gunung Semeru. 

"Dulu sempat nonton film 5 Cm yang syutingnya di Semeru, pas sesudah nonton aku langsung minta izin ke ayah untuk naik ke Semeru dengan syarat nilainya harus bagus. Tapi enggak sembarangan, aku latihan fisik dulu dua bulan karena kategorinya gunung besar," ungkapnya.

Kiprah Khansa di dunia pendakian ternyata terus berlanjut hingga usianya beranjak remaja. Gen Z yang tinggal di Cibubur ini bahkan rela berlatih keras untuk mencapai beberapa goals besar dalam sejarah pendakiannya.

Di usianya yang baru 13 tahun, Khansa berhasil meraih Piagam MURI pendaki perempuan termuda Indonesia yang mencapai puncak Gunung Kilimanjaro, Afrika di tahun 2019. Bahkan ia juga didaulat menjadi 7 sumitters perempuan termuda Indonesia setelah menggapai puncak Carstensz Pyramide 4.884 mdpl di tahun 2017  atau 7 puncak tertinggi Indonesia.

Potret Khansa Syahla Aliyah, Pendaki Termuda yang Sukses Jajal 83 Gunung dengan Kisah Dramatis
Potret Khansa Syahla Aliyah, Pendaki Termuda yang Sukses Jajal 83 Gunung dengan Kisah Dramatis

"Yang paling berkesan ketika aku mencapai puncak Carstensz Pyramide di Papua dengan ketinggian 4.884 mdpl di tahun 2017  atau 7 puncak tertinggi Indonesia. Saat itu usiaku baru 11 tahun, itu gunung teknikal pertama yang aku naikin dengan medan vertikal seperti naik tebing. Aku sempat mau menyerah sebelum ke puncak tapi Alhamdulilah sampai ke puncak," bebernya.

Berbagi Tips untuk Pendaki Pemula

Meski sudah 83 kali naik gunung, tak lantas gadis yang hobi olaharaga lari ini menjadi jemawa. Dengan rendah hati, Khansa pun berbagi tips penting untuk para pendaki pemula. 

Mengutip kembali kalimatnya terkait pepatah gunung yang mengandung bahaya dan manusia mengundang bahaya, Khansa sempat beberapa mengalami insiden dramatis yang tak bisa dilupakannya seumur hidup. 

"Pengalaman yang tak pernah dilupakan saat naik Gunung Sangar di puncak selatan Gunung Rinjani, itu pertama kali aku hampir jatuh di bibir kawah dengan tangan dipegang Ayah. Saat itu aku lihat ke bawah kabut semua dan itu menjadi pengalaman yang paling dramatis di gunung teknikal," katanya.

Menurutnya, naik gunung teknikal membutuhkan kewaspadaan tinggi karena jalur pendakian yang dia jajal sangat curam dan berbahaya sehingga jarang dinaiki para pendaki.

"Selama pendakian di Gunung Sangar itu pakai tali dan semua pijakannya itu batu-batu goyang sehingga kita mesti hati-hati karena depannya kawah Gunung Rinjani," ucapnya.

Menurutnya tips penting menaiki gunung adalah izin dari orang tua, persiapan fisik, bekal dasar ilmu berkegiatan di alam bebas hingga persiapan riset dan rancangan operasional pendakian.

"Bayangkan aku mau naik Gunung Elbrus di Rusia, sebelumnya aku naik 19 gunung di Indonesia untuk melatih fisik, termasuk latihan naik turun tangga darurat di gedung 42 lantai di Jakarta. Bahkan aku bisa long run 10-15 km di Sentul dan GBK dengan frekuensi 3 kali dalam seminggu," rincinya.

Terlatih mendaki sejak usia dini, Khansa akhirnya menjadi sosok yang piawai mengatur perbekalannya mendaki hingga 12 hari di alam bebas. Uniknya, ia mengaku tak suka melahap mie instan meski persediaan semakin menipis.

"Aku biasanya sudah persiapakan menu di tempat-tempat khusus untuk kebutuhan makan pagi, siang sore termasuk snack. Kalau buat pemula, sebaiknya siapkan makanan kaleng seperti sarden, teri dan semua makan yang awet dan praktis," katanya. 

Menyinggung kembali soal ibadah selama dalam pendakian, Khansa juga menegaskan bahwa jalur yang penuh tantangan bukan halangan untuk melaksanakan salat. Bahkan di saat tak menemukan air untuk wudhu atau cuaca tengah memburuk, ia mengaku tak pernah meninggalkan ibadah serta berdzikir,

"Di gunung jangan tinggalkan ibadah sekalipun, kalau aku bakal selalu ingat, ada cara dan jalan untuk terus ibadah. kalau tak ada air kita bisa tayamum, kalau hujan, atau angin bisa salat di tenda, kalau tak bisa berdiri bisa duduk, there's always a way tetap berdoa,dzikir, jangan ninggalin ibadah,"ucapnya berulang kali.***



Editor: Dini Budiman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x