Pandemi Belum Usai, Emas Dinilai Jadi Pilihan Investasi yang Menjanjikan

- 4 September 2020, 10:09 WIB
/DINI YUSTIANI/JURNALGAYA.COM/
 
 
JURNAL GAYA - Di tengah pandemi Covid-19 yang masih melanda dunia, tiba tiba harga emas melambung. Kejutan manis ini pun jadi optimisme baru bagi para investor di ranah logam mulia. 
 
Ya,  emas menjadi instrumen investasi yang menarik saat ini karena mengalami kenaikan tertinggi dalam 9 tahun terakhir sejak 2011. 
 
Pada 5 Agustus 2020, emas memecah rekor di level USD 2.018/ troy ons. Kemudian mencapai level tertinggi di level USD 2.081/troy ons pada akhir Juli 2020. Harga emas pun sempat  melonjak 33 persen di tahun ini. 
 
 
 
Faktor penyebab kenaikan emas diawali dengan ketegangan geopolitik Amerika Serikat dengan Iran dan perang dagang dengan Tiongkok di awal tahun, 
kemudian reli berlanjut seiring penyebaran wabah COVID-19 yang meluas ke berbagai negara," ujar Pimpinan Cabang PT Kontak Perkasa Futures cabang Bandung Deddy Rudiyanto, Kamis 3 September 2020 di Bandung.
 
Ia melanjutkan, melambungnya harga emas juga terdorong dari ketidakpastian ekonomi, suku bunga yang rendah, dan penggelontoran triliunan stimulus yang membuat dolar sebagai pesaing safe haven terus merosot.
 
Adanya harapan baru pemulihan ekonomi di Amerika Serikat dan optimisme penemuan vaksin untuk Covid-19 membuat harga emas perlahan terkoreksi. 
 
Tercatat pada tanggal 10 Agustus 2020, harga emas mulai meninggalkan rekor tertingginya. Harga logam mulia ini bahkan pernah anjlok 16 persen ke level USD 1.862 troy ons, dan kini stabil di posisi sekitar USD 1.900/troy ons.
 
"Secara aspek fundamental, harga emas diprediksi akan terjaga di level USD 1.900/troy ons namun apabila ternyata melaju menembus resisten I di level USD 1.980/ troy ons, maka kemungkinan untuk kembali ke posisi USD 2.000 per troy ons sangat besar," beber Deddy.
 
 
Deddy mengungkapkan, tren positif harga emas mendorong total volume transaksi loco gold (kontrak emas berjangka) khususnya di KPF Bandung mengalami peningkatan sebesar 71 persen menjadi 20.000 lot selama pandemi. Sementara untuk nasabah baru hingga Juli 2020 bertambah sebanyak 66 nasabah.
 
“Transaksi kontrak berjangka emas mengundang animo yang luar biasa. Karena, peluang yang diperoleh bukan saja pada saat emas naik melainkan juga saat mengalami koreksi yang dinamis. Jadi, untuk investasi perdagangan berjangka komoditi, nasabah bisa mendapatkan peluang profit sekaligus mengalami risiko saat aksi buy dan sell,” terangnya.
 
Lanjut Deddy, dibandingkan jenis investasi lainnya sekarang, investasi kontrak emas berjangka lebih menarik karena sifatnya yang safe heaven. 
 
 "Karenanya kami tetap optimistis target volume transaksi sebesar 100.000 lot dan 200 nasabah baru akan tetap terkejar meski dalam tantangan sekarang,” ujarnya optimis.***
 
 

Editor: Dini Yustiani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x