Jurnalgaya. Dalam waktu dekat PT Bio Farma (Persero) akan menjalani uji kelayakan atau due diligence oleh koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Wabah (Coalition for Epidemic Preparedness Innovations/CEPI).
Rencananya uji kelayakan tersebut akan dilakukan mulai 14 September 2020 mendatang.
Baca Juga: ITB Terima 369 Mahasiswa Kelas Internasional
“Kita akan mempersiapkan due diligence ini sebaik mungkin sehingga hasilnya akan baik,” kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam pengarahan media secara virtual, Jumat 4 September 2020.
Bio farma ungkapnya, telah masuk dalam daftar produsen obat potensial untuk vaksin COVID-19 CEPI. Hal ini membuatnya memiliki peluang lebih besar untuk bekerjasama dengan badan tersebut.
Baca Juga: Sangat Sibuk, Ku Hye Sun Hanya Tidur Dua Jam Sehari
CEPI, Aliansi Vaksin GAVI, serta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah tiga institusi utama pelopor Fasilitas Akses Global vaksin COVID-19 (COVAX) yang dibentuk untuk memastikan akses adil dan merata atas vaksin COVID-19.
“Rencananya COVAX akan mendistribusikan vaksin sebanyak 2 miliar dosis hingga akhir 2021 ke seluruh negara di dunia,” terangnya.
Baca Juga: Spanyol Tahan Jerman 1-1 di Piala UEFA Nations League
Untuk itu, Tegas Menlu, diplomat Indonesia khususnya di Jenewa, Swiss---basis GAVI dan WHO---serta di Oslo, di mana CEPI berada, terus berupaya membantu pengadaan vaksin COVID-19 melalui kerja sama multilateral ini.
“Detail pembahasan mengenai mekanisme pendistribusian biaya, besaran vaksin, dan lainnya masih terus dibahas oleh GAVI pada akhir September 2020,” pungkasnya.***