Network
JURNALGAYA - Tidak akan yang bisa mengetahui masa depan. Itulah yang terjadi dengan Rowland Asfales pemilik brand sepatu Pijakbumi.
Siapa yang menyangka, sepatu yang kini menembus 5 benua, dibangun karena kesedihan Rowland kehilangan sepatunya.
“Berawal dari sepatu saya hilang di kosan, di daerah Taman Sari (Kota Bandung),” ujar pria yang akrab disapa Fales ini kepada Jurnalgaya, belum lama ini.
Baca Juga: Iqbaal Ramadhan Dikabarkan CLBK dengan Zidny, Netizen Heboh
Ia kemudian termenung dan mencoba mencari gantinya. Namun sepatu kulit yang diinginkanya mahal. Lulusan Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Teknologi Bandung (ITB) ini akhirnya membuat sepatu.
Tak disangka, sepatu buatannya diminati teman-temannya. Ia semakin semangat dan mulai berbisnis sepatu. Ia lalu memasarkan bisnisnya ke dunia online, namun hasilnya negatif.
Karena sepatu yang ia jual di harga Rp 200.000-400.000 saat itu, kalah bersaing dengan harga sepatu yang jauh lebih murah. Untung tak dapat diraih, ia pun bangkrut.
Tak perlu waktu lama, ia kembali bangkit dan berinovasi. Mulai dari bahan, cara pembuatan, hingga desain.
Tanpa sengaja ia melihat artikel yang menyebutkan bagaimana fesyen menyumbang limbah. Bahkan 90 persen pembuatan sepatu kulit di dunia diproses melalui proses kimiawi dan menggunakan bahan yang berdampak sangat buruk bagi alam dan manusia.
Baca Juga: Lesti Kejora Bela Rizky Billar: Salah Besar Kalau Ada yang Bilang Dia Pansos
Hal itu memberikannya ide baru. Ia membuat sepatu ramah lingkungan yang fashionable. Sepatu ini menggunakan bahan kulit natural dan disamak dengan menggunakan ekstrak tumbuhan.
