Mahasiswa Baru ITB yang Berasal Dari Luar Jawa Hanya 18 Persen

- 10 September 2020, 20:00 WIB
acara Penyambutan Mahasiswa Baru (PMB) dan Temu Awal Semester Tahun Akademik 2020/2021 secara daring dan disiarkan langsung di kanal Youtube ITB, Kamis (10/9).
acara Penyambutan Mahasiswa Baru (PMB) dan Temu Awal Semester Tahun Akademik 2020/2021 secara daring dan disiarkan langsung di kanal Youtube ITB, Kamis (10/9). /Humas ITB
 
JURNALGAYA----Institut Teknologi Bandung (ITB) menerima sebanyak 6.491 mahasiswa baru Tahun Akademik (TA) 2020/2021. Jumlah tersebut terdiri atas 3.905 mahasiswa Program Sarjana, 1.971 mahasiswa Program Magister, 212 mahasiswa Program Doktor, 111 mahasiswa Program Apoteker, dan 292 mahasiswa Program Profesi Insinyur.
 
Menurut Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITB, Jaka Sembiring, pada acara Penyambutan Mahasiswa Baru (PMB) dan Temu Awal Semester Tahun Akademik 2020/2021 secara daring dan disiarkan langsung di kanal Youtube ITB, Kamis (10/9).
 
Jaka mengatakan, gambaran umum distribusi mahasiswa baru TA 2020/2021 adalah sebagai berikut. Berdasarkan daerah asal mahasiswa program sarjana, 65 persen adalah berasal dari DKI Jakarta, dari Jawa Barat dan Banten. Kemudian, sebesar 17 persen berasal dari DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur. Sisanya, sebesar 18 persen dari luar Jawa.
 
Untuk distribusi gender, kata dia, 51 persen mahasiswa baru Program Sarjana adalah wanita dan 49 persen adalah laki-laki. Sedangkan untuk Program Magister 45 persen wanita dan 55 persen laki-laki. Serta, Program Doktor 40 persen wanita dan 60 persen laki-laki. 
 
Menurut data dari Direktorat Pendidikan ITB, tahun ini mahasiswa termuda untuk Program Sarjana adalah 15 tahun, Program Magister 19 tahun, dan Program Doktor 23 tahun.
 
Menurut Jaka, ITB adalah kawah Candradimuka bagi seluruh mahasiswa untuk mengasah kemampuan, mempersiapkan diri untuk terjun memberikan peran terbaik bagi bangsa, negara, dan umat manusia. Tentu saja, di dalam suasana atmosfer akademik ITB yang dalam sejarahnya sudah terbukti mampu mencetak manusia-manusia unggul.
 
“Untuk itu semua, harus menjadi warga ITB yang menjunjung tinggi nilai-nilai akademik, menjunjung harkat pendidikan ITB, menjunjung nilai-nilai universal kemanusiaan. Kita semua harus bisa membalikkan stereotype, stigma kurang baik yang kadang disematkan oleh pihak, yang mungkin secara tidak sengaja karena kurangnya informasi,” paparnya.
 
Pada kesempatan tersebut, Jaka juga, berpesan kepada mahasiswa baru untuk mengikuti sebaik-baiknya seluruh proses akademik ITB, dan jadikan atmosfer akademik ITB sebagai budaya bekerja, budaya belajar. Atmosfer akademik itu merupakan lingkungan dinamis yang tidak dipengaruhi oleh daring atau luring.
 
“Kondisi pandemi ini dimaknai sebagai tantangan untuk berinovasi. Itulah semangat ITB, itulah semangat yang diwariskan oleh pendahulu ITB, yang harus terus dilestarikan,” katanya.
 
 
PMB TA 2020/2021 dilaksanakan dengan beberapa acara yaitu sambutan dari Rektor ITB Reini Wirahadikusumah, pengenalan jajaran pimpinan di ITB, paparan tentang PMB oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITB Jaka Sembiring, pengenalan Dekan 12 Fakultas/Sekolah dan Program Pascasarjana ITB, dan Keynote Speaker dari Menteri Perhubungan Budi Karya Sumantri dan Menteri Keuangan Sri Mulyani, serta beberapa penampilan kreatifitas dari unit mahasiswa ITB.
 
Sementara itu, Rektor ITB, Reini Wirahadikusumah, dalam sambutannya menyampaikan selamat datang kepada mahasiswa baru ITB TA 2020/2021 di kampus ITB tercinta. Menurutnya, kebanggaan bagi ITB untuk menerima putra-putri terbaik bangsa, termasuk juga dari mahasiswa internasional.
 
Rektor mengungkapkan, hingga hari ini, kita semua masih bergelut untuk mencegah penyebaran COVID-19 dan mengatasi berbagai dampaknya. Namun demikian, semua perlu senantiasa optimis dalam melihat ke masa depan, untuk meraih cita-cita bersama. Pandemi, dan berbagai bentuk bencana yang lainnya senantiasa hadir dalam kehidupan umat manusia. 
 
“Tetapi sejarah membuktikan bahwa kehadiran berbagai bencana, serta permasalahan kehidupan yang lainnya, justru menjadi faktor penting yang memicu dan memacu perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni serta ilmu-ilmu sosial/kemanusiaan (IPTEKS),” paparnya.
 
Reini juga menyampaikan bahwa ITB adalah institusi pendidikan tinggi yang terdepan di Indonesia dalam penguasaan dan kemajuan TIK, dan salah satu yang terdepan di Asia Tenggara. ITB telah memelopori pengembangan dan pemanfaatan TIK, Big Data, dan AI di berbagai sektor publik dan privat. Ke depan ITB akan terus meningkatkan kajiannya tentang hyper-connectivity, serta perencanaan pemanfaatan TIK untuk tujuan pembangunan bangsa dan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).
 
“ITB, sebagaimana perguruan tinggi lain pada umumnya, memiliki peranan yang sangat penting dalam pembangunan dan kemajuan bangsa, dan juga peranan yang sangat penting dalam pergaulan antarbangsa,” katanya.
 
Dalam Suplemen dari Rencana Induk Pengembangan (RENIP) ITB, kata dia, ditargetkan bahwa pada tahun 2025 ITB berhasil masuk ke dalam kelompok 200 teratas QS WURs (Quacquarelli Symonds World University Rankings).
 
Kriteria kinerja lain yang harus dirujuk oleh ITB adalah Indikator Kinerja Utama Perguruan Tinggi Negeri yang tertuang dalam Keputusan Mendikbud No. 754 tahun 2020. Di antara indikator-indikator dalam Keputusan Mendikbud tersebut adalah penyelenggaraan pembelajaran (berbasis SKS) di luar kampus, keterlibatan dosen ITB di industri, atau di kampus lain yang masuk 100 teratas QS WURs, penyelenggaraan program studi secara kemitraan dengan pihak-pihak luar, keterlibatan kalangan praktisi/profesional dalam pembelajaran di kampus, dan pembelajaran dengan metode problem-based dan team-based.
 
Di akhir sambutannya, Rektor mengajak kepada segenap sivitas akademika, dan keluarga besar ITB untuk berkomunikasi dengan berempati dan berhati-hati dengan tujuan mendapatkan solusi bersama di tengah krisis akibat pandemi. Qiya Ameena***
 
 
 

Editor: Nadisha El Malika


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah