MUI Jabar Minta Polisi Ungkap Aktor Intelektual Kejadian Penusukan Syekh Ali Jaber 

- 15 September 2020, 16:13 WIB
KETUA MUI Jabar Rachmat Syafe'i didampingi Sekretaris Umum MUI Jabar H.M Rafani Akhyar saat memberikan pengumuman larangan Salat Idul Fitri di Lapangan di Kantor MUI Jabar, Jalan Lombok, Kota Bandung pada Selasa 19 Mei 2020.*
KETUA MUI Jabar Rachmat Syafe'i didampingi Sekretaris Umum MUI Jabar H.M Rafani Akhyar saat memberikan pengumuman larangan Salat Idul Fitri di Lapangan di Kantor MUI Jabar, Jalan Lombok, Kota Bandung pada Selasa 19 Mei 2020.* /MOCHAMAD IQBAL MAULUD/PR/
 
JURNALGAYA---Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat menyatakan, mengutuk keras insiden penusukan terhadap Syekh Ali Jaber di Masjid Falahuddin, Tanjung Karang Barat, Bandar Lampung, Ahad 13 September 2020 lalu.
"Kami mengutuk dengan keras tindakan penusukan terhadap Syekh Ali Jaber, seorang ulama yang mendedikasikan hidupnya untuk kegiatan dakwah Islam yang lebih mengkhususkan pada pengajaran Al-Quran dan telah mencetak ribuan tahfizh Al-Quran di Indonesia," ujar Ketua MUI Jabar, Rachmat Syafe'i didampingi Sekretaris MUI Jabar, Rafani Achyar di Kantor MUI Jabar, Selasa (15/9).
 
 
 
Oleh karenanya, kata dia, MUI Jabar mendesak penegak hukum, dalam hal ini Kepolisian Republik Indonesia (Polri) untuk mengusut tuntas sekaligus membongkar motif penusukan serta aktor intelektual di balik insiden tersebut.
 
"Bahwa adanya informasi yang menyebutkan pelaku mengidap gangguan kejiwaan, hendaknya jangan mudah dipercaya. Pihak kepolisian harus segera melakukan penelitian dan penyelidikan dengan melibatkan para pakar atau ahli di bidang kejiwaan," paparnya
 
Hal itu penting diingatkan, kata Rachmat, karena insiden seperti itu tidak hanya terjadi kali ini saja. Menurutnya, pengusutan tuntas oleh pihak kepolisian sekaligus dapat mengembalikan kepercayaan masyarakat.
 
"Anggapan orang gila yang kerap dialamatkan kepada pelaku kejahatan terhadap ulama akhirnya menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat. Harus dibuktikan secara rasional dan logis," katanya. 
 
Karenanya, kata dia, kepolisian harus profesional, jangan mudah percaya. Polisi harus segera memberikan jawaban kepada masyarakat yang hampir hilang kepercayaan.
 
Rachmat mengatakan, pihaknya pun mengimbau para alim ulama, khususnya di Jabar untuk selalu waspada terhadap tindakan kejahatan. Termasuk, tidak sungkan meminta pengamanan dari pihak kepolisian saat menyampaikan dakwahnya.
 
"Kami sering menyampaikan, (alim ulama) harus hati hati dan kalau perlu meminta bantuan (pengamanan) kepada pihak kepolisian setempat. Jangan takut dan merasa diawasi karena itu bagian dari protokol keamanan," paparnya.
 
 
Rachmat pun mengimbau masyarakat agar tidak mudah terpengaruh oleh berita-berita yang beredar di media sosial yang sumbernya tidak jelas dan bernada mengadu domba antara umat Islam dan pemerintah. Masyarakat, harus mempercayakan proses hukum kepada pemerintah dan pihak kepolisian.
 
"Segala sesuatu itu ada manfaatnya, termasuk berita. Berita itu ada manfaatnya atau tidak, maka masyarakat hatus hati hati dan jangan mudah terprovokasi oleh berita, terutama di media sosial," kata Rachmat.
 
Terakhir, Rachmat mengapresiasi langkah cepat Gubernur Jabar, Ridwan Kamil yang sudah berkoordinasi dengan Kepolisian Daerah (Polda) Jabar untuk melakukan pendampingan dan penerapan protokol keamanan kepada para alim ulama dalam menyampaikan dakwahnya demi keamanan dan kelancaran syiar Islam di Jabar.
 
Sementara menurut Sekretaris MUI Jabar, Rafani Achyar, desakan agar pihak kepolisian mengusut tuntas insiden penusukan terhadap Syekh Ali Jaber didasari alasan bahwa penanganan kasus serupa yang pernah terjadi tak pernah tuntas.
 
"Berpijak pada pengalaman 2018 lalu dimana terjadi kriminilasi terhadap ulama, pengungkapannya gak tuntas. Sebab, kalau (pelakunya) orang gila, gak sampai seperti itu. Jadi, pihak kepolisian jangan mudah percaya. Polisi harus menggunakan kaidah scientific, melibatkan para pakar supaya terbuka, supaya ketahuan," paparnya.
 
Apalagi, kata Rafani, Syekh Ali Jaber selama ini dikenal sebagai ulama yang santun dan mengkhususkan materi dakwahya hanya pada pengajaran Al-Quran. Bahkan, Rafani menyebut, Syekh Ali Jaber adalah sosok ulama yang disukai semua golongan masyarakat di Indonesia.
 
"Beliau itu ulama yang moderat, dakwahnya juga lurus-lurus aja, sejuk, dan semua golongan senang karena bicaranya hanya seputar Al-Quran," katanya. Qiya Ameena***
 
 
 
 

Editor: Qiya Ameena


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x