Hasil Tracing, Klaster Pabrik Printer yang Positif Covid-19 Capai 350 Orang

- 21 September 2020, 17:27 WIB
Ilustrasi industri otomotif Indonesia. (Istimewa)
Ilustrasi industri otomotif Indonesia. (Istimewa) /
 
 
JURNALGAYA----Sekretaris Gugus Tugas Jabar Daud Achmad mengatakan, klaster pabrik printer Epson, sebenarnya sudah dari lama. Yakni, penemuaan kasus positifnya mulai muncul bersamaan klaster industri Bekasi.
 
"Epson itu udah ada tapi, masih terus tracing. Awalnya sekitar 150-an dan sekarang finalnya 350-an," ujar Daud kepada wartawan di Mapolda Jabar, Senin 21 September 2020.
 
Saat ditanya bagaimana tindak lanjut dengan temuan kasus positif Covid 19 tersebut, Daud mengatakan, tindak lanjutnya, pabrik apalagi pabrik besar pada dasarnya mereka sudah siap. 
 
"Artinya yang 350 ini sesuai dengan SOP dia sudah isolasi dan sebagainya," katanya.
 
 
Ketika ditanya tentang pelonggaran jam malam di Depok apakah ada dampak peningkatan kasus, menurut Daud,Pemprov Jabar tidak bisa memvonis peningkatan kasus. Namun, yang jelas Depok saat ini turun ke risiko sedang. Yakni, dari merah ke kuning. 
 
"Ya mungkin pertimbangan itu dilonggarkan, syaratnya sebetulnya mau longgar atau apa asalkan protokol kesehatan dijalankan dan pengawasan jangan dilonggarkan," katanya.
 
 
 
Ketika ditanya apakah pelonggaran jam malam itu karena kasus Depok turun, Daud mengatakan sebaiknya ditanyakannya ke Depok. "Bukan saya yang jawab karena kan tadi pak Wagub bilang mau kendor atau kenceng itu kan kepala daerah sudah diberi wewenang oleh gubernur, dia lebih tau kondisi daerahnya seperti apa," paparnya.
 
 
Daud pun, mencontohkan di Garut, ia melihat  Bupati di Instagram-nya menyatakan keadaan darurat. Jadi, itu keputusan bupati melihat ada lonjakan kasus di daerahnya kemudian ada satu desa atau kelurahan tiba-tiba ada klaster disitu maka Garut darurat dilakukan PSBM dan dilakukan karantina, 
 
" Itu kan keputusan Pemda. Karena bagaimanapun bupati dan wali kota lebih tau di daerahnya seperti apa," katanya.
 
 
Gugus tugas provinsi, kata dia, hanya memberikan pedoman atau rambu-rambu. "Kayak Pergub mengenai sanksi itu kan bukan judulnya itu masih pedoman penetapan sanksi, pedoman PSBB," katanya.
 
Ditempat yang sama, Wakil Gubernur Jabar, Uu Ruzhanul Ulum mengatakan,  yang perlu disampaikan ke masyarakat adalah perlu di sadarkan tentang protokol kesehatan. Karen, berdasarkan hasil survei daerah-daerah yang menunjukkan peningkatan adanya penyebaran covid adalah wilayah-wilayah yang mobilitas masyarakatnya tinggi. Yaitu, dilihat dari mana lokasi orang tersebut saat memegang handphone.
 
"Karena kami memegang kami berkerja sama dengan suatu perusahaan di dilihat daerah mana, kecamatan mana, lembur mana, yang paling tinggi di dilihat dari mobilitas masyarakatnya," katanya.
 
 
Oleh karena itu, menurut Uu, salah satu solusinya kepada mereka yang tidak terlalu penting untuk keluar rumah diusahakan jangan keluar rumah. Kalaupun keluar rumah, harus menggunakan masker karena masker ini daya tahannya sampai 70 persen menurut WHO. Artinya, bagi mereka yang taat melaksanakan protokol kesehatan baik itu bersifat pribadi ataupun keluarga dan lingkungan maka di lingkungan tersebut akan kuat tidak akan terpapar.
 
"Termasuk juga diharapkan keluarga-keluarga. Hari ini, yang banyak kluster keluarga jadi diharapkan tetap melaksanakan protokol kesehatan," katanya. Qiya Ameena***
 
 
 
 

Editor: Qiya Ameena


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x