Menakar Urgensi UU Cipta Kerja, Faisal Basri: Pemberantasan Kosupsi Lebih Mendesak

- 8 Oktober 2020, 13:54 WIB
EKONOM Faisal Basri .
EKONOM Faisal Basri . /AMIR FAISOL/PR/.*/Dok. PR

JURNAL GAYA - Ekonom senior Faisal Basri mengatakan, kondisi investasi Indonesia saat ini sejatinya baik-baik saja. Oleh karena itu, ia mempertanyakan tujuan keberadaan Undang-Undang (UU) Cipta Kerja yang disebut-sebut untuk menggaet investasi asing.

"Tidak masuk akal," katanya, dalam Mata Nazwa yang disiarkan secara langsung oleh Trans7, Rabu, 7 Oktober 2020.

Berdasarkan data yang ia pegang, nilai investasi di Indonesia bahkan jauh lebih besar dari Cina, Thailand, Brazil, dan Afrika Selatan. Nilainya hampir sama dengan yang diperoleh India dan hanya sedikit lebih kecil dari Vietnam.

Baca Juga: Sindir Puan Maharani, Najwa Shihab: Saya Tidak Akan Matikan Mic karena Anda Semua Berhak Bicara

Ia mengatakan, pada masa pemerintahan Joko Widodo ini peranan investasi terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) mencapai 34%. Ini adalah angka tertinggi dibanding masa-masa pemerintahan sebelumnya.

"Tidak pernah kontribusi investasi di Indonesia melampaui 30%," tuturnya.

Bahkan, menurut dia, Indonesia masuk top 20 sebagai negara penerima investasi asing terbesar secara global. Nilai investasi asing yang masuk ke Indonesia lebih tinggi dari negara-negara menengah.

Baca Juga: Di Mata Najwa, Ledia Akui Pemerintah Kurang Konsultasi Publik UU Cipta Kerja

"Hal yang menjadi masalah di Indonesia adalah: investasi tinggi, tapi hasilnya kecil. Banyak cacing di perut Indonesia, yang bernama korupsi," ujarnya.

Halaman:

Editor: Nadisha El Malika


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x