Main Dua Kaki, Elektabilitas Partai Gerindra Melonjak Tajam Dalam Dua Bulan

- 25 Oktober 2020, 19:58 WIB
PRESIDEN Joko Widodo (kanan) berjalan bersama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri).
PRESIDEN Joko Widodo (kanan) berjalan bersama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri). /Antara/



JURNALGAYA - Elektabilitas Partai Gerindra selama dua bulan terakhir mengalami peningkatan sebesar 3,4 persen. Hal tersebut merupakan hasil survei lembaga Indikator Politik Indonesia.

Berdasarkan data yang dipaparkan Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi, elektabilitas Gerindra pada Juli berada di angka 17,7 persen dan di September naik 2,4 persen menjadi 21,1 persen.

Burhanuddin memperkirakan keberhasilan menaikkan elektabilitas ini terjadi karena Gerindra sukses memainkan dua kartu yakni sebagai bagian dari pemerintah dan partai pengkritik pemerintah.

Baca Juga: Galak! Ngabalin Doakan Ustadz Yahya Waloni dan Refly Harun Susul Gus Nur Jalani Penahanan

"Saya menduga Gerindra naik karena mampu memainkan dua kartu, satu sebagai bagian dari pemerintah, mendapatkan intensif sebagai the ruling party, tapi di sisi lain masih menjaga figur kritis yang mencoba merawat basis-basis Gerindra lama," kata Burhanuddin, saat memparkan hasil survei nasional pihaknya yang bertema 'Politik Demokrasi, dan Pilkada di Era Pandemi', secara daring, Minggu 25 Oktober 2020.

"Gerindra naik kencang. PDIP stagnan, masih menang unggul tapi yang paling tinggi (kenaikannya) Gerindra. Demokrat dan PKS juga naik," lanjut Burhanuddin.

Dia berkata, peran sebagai partai pengkritik pemerintah itu dimainkan Gerindra lewat dua kadernya Fadli Zon serta Andre Rosiade.

Baca Juga: Anies Baswedan Keluarkan Ancaman Terapkan PSBB Ketat: Tutup Restoran, Bioskop, dan Perkantoran!

Menurut Burhanuddin, kritik-kritik yang kerap dilontarkan oleh dua kader Gerindra itu mirip seperti kritik yang disampaikan oleh petinggi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera.

"Kalau kritik pemerintah (Fadli dan Andre) enggak ada bedanya dengan Mardani," tuturnya.

Berdasarkan data yang dipaparkan Burhanuddin, parpol lain yang juga mengalami kenaikan elektabilitas ialah PKS serta Demokrat.

PKS naik dari 4,4 persen menjadi 5,9 persen.  Sedangkan Demokrat, naik dari 5,7 persen menjadi 5,9 persen.

Baca Juga: Serbu Promo Shopee Gajian Sale! Ada Promo Gratis Ongkir, Cashback Kilat 100%, Hingga Flash Sale 60RB

Sementara itu, enam parpol penghuni Senayan lainnya mengalami penurunan elektabilitas. PKB turun dari 5 persen menjadi 4,1 persen, PDIP turun dari 26,3 persen turun menjadi 25,2 persen, Golkar turun dari 8,3 persen menjadi 6,7 persen, NasDem turun dari 4,5 persen turun menjadi 3,1 persen, PPP turun dari 1,7 persen turun menjadi 0,6 persen, serta PAN turun dari 2 persen turun menjadi 1,1 persen.

Sedangkan parpol luar Senayan ada yang mengalami kenaikan serta penurunan elektabilitas.

PSI naik dari 0,1 persen menjadi 0,3, Perindo naik dari 0,3 persen naik menjadi 1 persen, Garuda naik dari 0 persen menjadi 0,1 persen, Berkarya naik dari 0,1 persen menjadi 0,8 persen, PKPI turun dari 0,1 persen menjadi 0 persen, serta Hanura turun dari 0,5 persen menjadi 0,4 persen.

Baca Juga: PVMBG Ungkap Penyebab Gempa Pangandaran 5,9 Magnutido, Ingatkan Potensi Susulan

Survei Indikator Politik Indonesia dilakukan dengan menggunakan metode simple random sampling berupa kontak telepon ke responsden.

Sebanyak 1.200 dari 5.614 responden dihubungi Indikator Politik Indonesia saat melakukan survei yang berlangsung pada 24 hingga 30 September 2020 ini.

Menurut Burhanuddin, survei ini memiliki toleransi kesalahan atau margin of error sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.***

Editor: Dini Yustiani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x