Siti Soendari, Perempuan Indonesia yang Suarakan Nasib Perempuan di Belanda dengan Bahasa Melayu

- 27 Oktober 2020, 12:36 WIB
/museumsumpahpemuda.kemdikbud.go.id

JURNALGAYA - Kongres Pengajaran Kolonial Pertama di Den Haag, Belanda, Agustus 1916 silam dihadiri seorang perempuan Indonesia. Ia adalah Siti Soendari Darmabrata.

Namanya dikenal orang karena suara lantangnya mengenai nasib perempuan di kongres tersebut. Tak segan-segan, ia berpidato dalam bahasa Melayu.

Suwardi Suryaningrat yang turut hadir berperan mengalihbahasakan pidato Siti Soendari dalam bahasa Belanda. Kongres sendiri dipimpin JH Abendanon.

Baca Juga: Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928: Sejarah, Isi Ikrar, dan Makna

Dikutip dari museumsumpahpemuda.kemdikbud.go.id, berikut adalah saduran pidato Siti Soendari yang dikutip dari Eerste Koloniaal Onderwijscongres Stenografisch Verslag.

Paduka tuan President. Dengan segala kegirangan hati saya melihat, yang dalam persidangan ini juga dirembug keperluan perempuan bangsa bumiputra Hindia. Tentu sekalilah yang demikian itu menjadikan girang hati saya, juga akan menjadikan senangnya bangsa kita perempuan bumiputra di seluruh tanah Hindia.

Dari sebab saya belum pandai bahasa Belanda, akan tetapi merasa ingin sekali turut bicara akan wakilnya bangsa kita perempuan tanah Jawa melahirkan pendapatannya, dari itu saya tidak akan malu berkata dengan bahasa Melayu. Barangkali banyak juga dalam perkumpulan ini, yang dapat mengerti.

Baca Juga: Jilat Ludah Sendiri, Mantan PM Timor Leste Dulu Sebut Indonesia Penjajah, Sekarang Puji NKRI

“… SAYA TIDAK AKAN MALU BERKATA DENGAN BAHASA MELAYU…”

Halaman:

Editor: Firmansyah

Sumber: Kemdikbud


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x