BERITA DUKA, Penulis Feminisme Asal Mesir Nawal El Saadawi Meninggal Dunia

23 Maret 2021, 16:20 WIB
Nawal el Saadawi penulis feminisme dari Mesir meninggal dunia /Jurnal Gaya / Juniar/www.feminisminindia.com

 

JURNAL GAYA - Penulis terkenal dunia dari negara Mesir yang gigih membela hak-hak perempuan di negaranya melalui berbagai tulisannya, telah meninggal dunia. 

Dunia literasi dan para pejuang hak-hak perempuan berduka karena penulis beraliran feminisme asal negara Mesir meninggal dunia pada Minggu, 21 Maret 2021 waktu setempat.

Di Indonesia Nawal el Saadawi terkenal dengan bukunya berjudul "Perempuan di Titik Nol" 

Nawal el Saadawi, merupakan seorang psikiater yang juga menjadi penulis Mesir yang telah menulis lebih dari 55 buku, ia meninggal dunia di RS Kairo setelah lama sakit. Ia meninggal pada usia 89 tahun.

Baca Juga: Aset Tersangka Korupsi PT Asabri Diburu, Kejaksaan Agung Tebar Sejumlah Tim

Nawal merupakan seorang penulis feminis, aktivis, dokter, dan psikiater Mesir. Ia menulis banyak sekali buku tentang perempuan dalam Islam, dengan perhatian khusus pada praktik pemotongan alat kelamin perempuan di masyarakatnya.

Nawal lahir di Kafr Tahlah, Mesir pada 27 Oktober 1931, umurnya sudah mendekati angka 90 tahun. 

Hari Sabtu sebelumnya, putri Saadawi meminta negara untuk membayar biaya rumah sakit yang tinggi setelah ia menderita patah tulang pinggul.

"Saya tidak peduli tentang kritik akademik, atau orang yang menulis ulasan kritik. Saya tidak pernah dianggap oleh mereka atau pemerintah," kata Nawal kepada AFP pada 2015.

Baca Juga: Presiden BWF Akui Kesalahannya Usir Tim Indonesia di All England 2021, Menpora: Jangan Terjadi Lagi

Kisah Saadawi sendiri sebagai penulis tidak selamanya mulus, ia pernah dipenjara oleh Presiden Anwar Sadat karena terus vokal mengenai ketidaksetaraan antara perempuan dan lelaki.

Dia mengatakan anak muda di Mesir telah memberikannya pengakuan dan cinta, kata penulis yang bukunya sudah diterjemahkan ke lebih dari 30 bahasa, termasuk "Women and Sex".

Saadawi dikenal karena mengecam female genital mutilation atau sunat perempuan yang dialaminya sendiri. Dalam otobiografinya, dia menulis luka mendalam yang tertinggal di dalam tubuhnya tidak pernah sembuh.

Baca Juga: Acara Pengajian, Siraman dan Lamaran Aurel Hermansyah Dikritik KPI, Atta Halilintar Singgung Orangtuanya Sakit

Penulis yang bercerai tiga kali juga menentang Ikhwanul Muslimin Mesir, yang dia tuduh membajak revolusi negara itu pada tahun 2011.

Dari pernikahannya ia dikaruniai dua orang anak yakni Atef Hatata dan Mona Helmi. 

Pandangan sang penulis berulang kali menimbulkan konflik dengan otoritas, dia pernah dipenjara selama tiga bulan pada 1981. Momen di penjara menginspirasi dia menulis novel "Women at Point Zero". Dia juga target dari militan Islam. Namanya ada di daftar orang yang diincar nyawanya, termasuk di dalamnya Naguib Mahfouz yang ditikam dan terluka dalam usaha pembunuhan pada 1994.

Nampaknya, hidup Nawal el Saadawi didekasikan untuk menulis berbagai pemikirannya tentang hak-hak perempuan. 

"Saya bisa mendeskripsikan hidup saya sebagai hidup mengabdi untuk menulis, walau saya seorang dokter. Meski banyak tantangan, saya terus menulis," kata Nawal menegaskan.***

Editor: Qiya Ameena

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler