Network
JURNAL GAYA - Mata Najwa kembali hadir kali ini mengangkat tema mengenai “Juara Pilkada Era Corona” di Trans TV. Salahsatu segmen menceritakan mengenai tugas berat seorang petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang harus menggunakan baju hazmat untuk melakukan tugasnya.
Baca Juga: Keponakan SBY Menang Telak di Pilkada Pacitan
Salahsatunya A’ad Nur Adha petugas KPPS di Kabupaten Sleman yang bertugas mendatangi rumah karantina. Diceritakan A’ad dirinya terpaksa mengambil tugas ini karena panitia yang lainnya tak mau melakukannya. “Akhirnya saya yang mengerjakan demi kelangsungannya Pilkada,” ujar A’ad.
Baca Juga: Lihat Hasil Quick Count, Calon Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi Menangis: Innalillahi...
Dirinya pun harus berjuang dalam menggunakan baju hazmat tersebut. “Persiapannya lumayan lama, butuh waktu 20 menit untuk menggunakan lengkap baju hazmat kemudian proses masuk kedalam rumah sekitar 10 menit termasuk proses pencoblosan. Beres setelah itu keluar lagi dan saya full disemprot disinfektan untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan,” ungkapnya.
Baca Juga: Ketua KPU Jabar: Provinsi Jawa Barat Menggelar Pemilihan di 33.305 TPS, Protokol Kesehatan Ketat
Najwa pun bertanya sebelumnya A’at apa dilakukan rapid test terlebih dahulu? A’ad menjelaskan bahwa sebelum bertugas memang wajib melaksanakan hal itu. Namun ironisnya KPU pun tidak memfasilitasi semuanya. Rapid hanya dilakukan satu kali sebelum pelaksanaan, namun setelah pelaksanaan tidak dijamin.
Hal itu diungkapkan juga oleh petugas KPPS Kec Manyar Gresik Jawa Timur Shalahuddin. Dirinya harus mengocek dari saku sendiri untuk tas kedua kalinya begitu pelaksanaan beres. “Dari sananya hanya satu kali dan yang kedua kalinya kami bayar sendiri. Ini demi keselamatan saya dan keluarga untuk memastikan saya baik-baik saja setelah bertugas,” beber Shalahuddin. ***
