Nino panik, memanggil dokter. Kemudian dokter memeriksa Pa Jaja. Tapi, kondisinya memburuk dan tak bisa diselamatkan. Pa Jaja meninggal dunia.
Keluarganya, kecewa menanyakan Nino membicarakan soal apa dan menyalahkan Nino. Tapi, Nino mengatakan kalau ia belum bertanya apa-apa hanya memperkenalkan diri. Elsa tersenyum, bernafas lega kejahatannya tak akan terbongkar.
Sebelumnya, Bu Sarah, memberi tahu pada Elsa kalau Reyna menyimpan satu anting miliknya yang hilang. Elsa pun panik, karena itu bisa menjadi bukti.
Elsa, akhirnya mencari cara untuk mengambil anting itu dari Reyna. Bahkan, Elsa menelepon Reyna ingin mengajak main. Mendengar itu, Mirna bete karena berpikir apalagi yang akan dilakukan Elsa yang selalu mengusik kehidupan Aldebaran dan Andin.
Di rumahnya, Andin galau karena memikirkan Reyna. Ia takut, perceraiannya dengan Aldebaran akan menyakiti Reyna.
Pa Surya pun menasehati Andin kalau Allah SWT tak suka dengan perceraian. Pa Surya mengatakan, ia pun berterima kasih pada Aldebaran yang membawa Andin ke psikiater.
Di kampus, Andin ditemani makan siang oleh Rafael. Andin sangat galau, Rafael mencoba menghibur Andin. Yakni, dengan menunjukkan foto saat mereka kuliah dan sedang KKN.
Andin berfoto bersama Rafael, ternyata di belakangnya ada Aldebaran yang ikut terfoto. Rafael mengatakan, Andin dan Aldebaran memang sudah ditakdirkan bersama. Bahkan, jauh sebelum mereka saling mengenal, Aldebaran sudah ada di dekat Andin.
Mendengar perkataan Rafael, Andin menangis. Hatinya sangat hancur lagi. Rafael mengambil tisu mengusap air mata Andin.