Film You and I Raih Penghargaan di Copenhagen International Documentary Festival

- 5 Mei 2021, 11:02 WIB
Film You and I Raih Penghargaan di Copenhagen International Documentary Festival
Film You and I Raih Penghargaan di Copenhagen International Documentary Festival /You and I

JURNAL GAYA -  Film ‘You and I’ bersaing di ajang Next:Wave Award, salah satu kategori di CPH:DOX yang mempunyai fokus untuk memutar karya perdana dari berbagai pembuat film di seluruh dunia.

Film ini bersaing dengan 12 film lain dari berbagai negara seperti Venezuela, Serbia, Prancis, Denmark, Belanda, Iran hingga Inggris. Film ‘You and I’ meraih penghargaan di ajang Copenhagen International Documentary Festival atau biasa dikenal CPH:DOX, dalam kategori Next:Wave Award.

CPH:DOX adalah festival film dokumenter internasional yang didirikan pada 2003 dan diadakan tahunan di Kopenhagen, Denmark. CPH:DOX sejak itu tumbuh menjadi salah satu festival film dokumenter terbesar di Eropa.

Penghargaan yang diumumkan pada (1/4) lalu di Denmark, menambah rekor kemenangan You and I di ajang nasional maupun Internasional.

Film yang sudah bisa ditonton di aplikasi Bioskop Online sejak tanggal 9 April ini, menjadi satu – satunya film dari Asia Tenggara yang lolos dan berhasil menjadi pemenang.

Film ini merupakan debut Fanny Chotimah sebagai sutradara. Fanny merasa bersyukur dan berpendapat bahwa kemenangannya ini adalah hadiah kerja keras bersama dengan tim yang memproduksi filmnya dengan sepenuh hati.

“CPH:DOX merupakan festival film dokumenter internasional yang cukup prestisius di Denmark dan Eropa. Film You and I berkompetisi di Next:Wave Award bersama 12 nominasi film dokumenter lainnya dari seluruh dunia. Tentunya merupakan sebuah kehormatan untuk terpilih sekaligus memenangkan penghargaan ini. Karenanya film ini penting untuk juga bisa diapresiasi di dalam negeri," ungkap Fanny.

Para juri menilai bahwa Fanny sebagai sutradara berhasil menjahit cerita dengan sangat baik dan mempunyai daya tarik bagi kedua protagonis dalam film, Kaminah dan Kusdalini, dengan menelusuri detail kehidupan sehari-hari sambil merefleksikan tahun-tahun yang mereka habiskan di penjara, karena keterlibatan mereka dalam paduan suara pemuda.

Memadukan catatan sejarah dan pengamatan, Fanny membawa penonton ke momen katarsis yang kuat.

Halaman:

Editor: Dini Yustiani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x