Network
JURNAL GAYA-Terbelit kontroversi isu bullying, Kim Garam akhirnya hengkang dari LE SSERAFIM.
Kim Garam yang disebut pelaku bullying tersebut diputus kontraknya oleh Source Music, perusahaan yang menaungi LE SSERAFIM.
Pada 20 Juli, Source Music secara resmi mengumumkan bahwa label tersebut telah memutuskan untuk mengakhiri kontrak eksklusif mereka dengan member LE SSERAFIM, Kim Garam.
Bahkan sebelum debutnya, Kim Garam telah menjadi pusat perhatian dengan berbagai tuduhan bullying di sekolah.
Baca Juga: Jadwal Sholat Kabupaten Semarang, Kamis, 21 Juli 2022, beserta Doa Setelah Adzan dan Keutamaannya
Bahkan setelah Source Music membantah tuduhan tersebut, klaim tambahan dan bahkan bukti bahwa sang idola dipanggil ke Komite Otonom untuk Penanggulangan Kekerasan di Sekolah.
Namun demikian, agensi hiburan tersebut tetap pada pendiriannya dan tidak mengeluarkan Kim Garam dari LE SSERAFIM melainkan membuatnya hiatus sementara yang menyebabkan banyak netizen marah.
Kemudian akhirnya, pada 20 Juli, Source Music memutuskan untuk mengakhiri kontrak dengan sang idola dan mengeluarkannya dari grup.
Sebagai tanggapan, banyak netizen mengungkapkan kepuasan mereka dan berkomentar, "Ini adalah contoh yang baik. Kita perlu memberi tahu para pengganggu bahwa mereka tidak dapat sukses di industri hiburan setelah menjadi pengganggu."
"Orang-orang mengatakan dia melakukan hal itu ketika dia masih muda tapi bayangkan betapa beratnya anak yang di-bully pada usia itu."
" Bullying adalah kejahatan serius, meninggalkan trauma besar pada anak-anak yang di-bully dan akan menderita seumur hidup."
"Orang tidak tahu bagaimana rasanya di-bully. Di-bully di usia muda akan tetap trauma sampai dewasa."
"Bagus, dia perlu membersihkan kotorannya sendiri."
"Saya kira ini berarti semua tuduhan bullying itu benar."
"Seharusnya mereka melakukan ini lebih awal."
Baca Juga: SELAMAT! SEVENTEEN Puncaki Tangga Lagu iTunes Di Seluruh Dunia dengan SECTOR 17
"Bukankah seharusnya HYBE meminta maaf kepada para korban."
"Selebriti mendapatkan uang mereka dari menerima cinta dan dukungan dari publik, tetapi seseorang yang menjadi penindas seharusnya tidak menjadi selebriti. Bayangkan bagaimana perasaan para korban ketika mereka melihat mereka di televisi."***
