Di rumah Ayu tengah berlangsung pengajian untuk mendoakan Almarhumah Ranti.
Ayu yang malas mengikuti pengajian, berakting pura-pura lemas karena tak kuasa melihat jenazah Ranti.
Billy sigap menahan tubuh Ayu yang hendak jatuh. Sesaat, Ayu terpesona melihat wajah Billy dari dekat.
Dalam hati, Ayu mengagumi wajah Billy yang lebih mulus dibanding Niko, juga tangan Billy yang lebih berotot. Namun, sayangnya Billy hanya seorang supir.
Ayu lantas pamit kepada Tio, bahwa dia akan beristirahat di kamar saja.
Saat Ayu tidur, santet yang dikirim oleh Ningsih bekerja. Ayu terbangun dengan rasa gelisah. Dia berhalusinasi melihat sosok buto ijo di kamarnya.***