"Tentu, Starla. Saya akan selalu ada buat kamu. Selalu di samping kamu," jawab Arya menatap Starla.
Arya urung mengungkapkan perasaannya. Dia khawatir, andai Starla tahu, itu justru akan membuat Starla makin syok. Selain itu, Arya merasa waktunya tak tepat karena Starla tengah rapuh memikirkan masalah rumah tangganya.
Starla pamit ke hotel. Arya yang melihat Ben mengintip mereka, bersikeras mengantar Starla, meski kondisi Arya masih lemah. Dia tak bisa membiarkan Starla diantar oleh Ben.
Ayu menemui Niko. Dia berjanji akan menebus semua kesalahannya dan minta diberi kesempatan.
"Kamu mau kesempatan? Asal kamu lakuin dua hal. Pertama, kamu pulang sekarang juga. Kamu hancurin semua bukti tentang hubungan kita. Yang kedua, bersihin nama aku di mata publik. Di mata semua orang. Sebelum kamu bisa lakuin dua hal itu, jangan harap kamu bisa ketemu aku lagi!" bentak Niko.
Niko yang tak bisa menghubungi Starla, lantas memerintahkan Markus, preman suruhannya untuk mencari Starla dan membawanya pulang.
Saat perjalanan ke hotel, Starla minta Arya mencarikan pengacara untuk mengurus perceraiannya dengan Niko.
Arya menyarankan Starla agar jangan terburu-buru, karena keputusan bercerai adalah keputusan besar yang mengangkut seluruh keluarga, bukan hanya Starla, Niko, dan Nila.
"Terus, menurut kamu, aku punya pilihan, gitu? Setelah semua yang Mas Niko lakuin ke aku? Menurut kamu, aku harus bertahan?" Starla menangis.