Nila menjawab dia tak butuh es krim. Nila hanya butuh kehadiran Arya untuk memberinya semangat bertanding.
Saat Nila hendak mendesak lagi, Arya pura-pura izin menerima telepon dari klien. Tanpa menunggu respon Nila, Arya mengakhiri sambungan telepon.
Sakti mengintip kamar Arya dari balik dinding kaca. Dia tak tahu persis apa yang dirasakannya, tetapi melihat Arya seperti itu, Sakti ikut merasa sedih.***