Naya yang membaca diary tersebut merasa sangat tersentuh karena diary itu mengisahkan kehidupan seorang pria yang depresi dan memutuskan bunuh diri.
Setelah itu, muncul gangguan yang lebih mengerikan sehingga membuat Naya dan sang adik ketakutan.
Ternyata hantu pemilik buku diary tersebut yaitu Galih (Ge Pamungkas), tidak rela jika buku hariannya miliknya yang menurutnya paling penting, dibaca orang lain.
Selain arwah Galih, ada hantu perempuan yang lebih jahat dan meneror Darto dan Naya, agar keduanya segera pindah dari kontrakan mereka.
Darto yang ketakutan meminta Naya untuk segera pindah dari rumah tersebut, tapi Naya menolak dengan alasan biaya.
Tak hanya itu, Naya juga membutuhkan biaya sekolah Darto masuk SMA yang jumlahnya besar.
Naya yang merupakan seorang penulis, nekat mencari cara agar bisa berkomunikasi dan meminta izin dari hantu tersebut.
Akhirnya Naya mendapatkan cara untuk berkomunikasi dengan Galih. Saat Naya memegang diary tersebut, ia bisa melihat Galih.
Pada awalnya Galih menolaknya, tapi Naya merayunya. Galih pun setuju dengan perjanjian tidak ada dramatisasi cerita.