Sementara itu, Kulwant sibuk mengolah halwa sambil memuji keahlian Meher dalam menciptakan kekeluargaan yang sangat bahagia dan hangat.
Dalam tarian riang, Meher dengan bangga menyebutkan bahwa tidak ada yang setara dengan Kulwant. Meher memuji Kulwant.
Sementara itu, Trilochan membenarkan bahwa tidak ada yang dapat menggantikan posisi istri tercintanya.
Kulwant menceritakan kisah hidupnya soal ketangguhannya dan keberanian dalam menjalani hidup, mengatasi segala tantangan ketika Trilochan pergi.
Meher tersenyum tipis, dan Trilochan mengungkapkan kekagumannya pada keunikan istri dan ibunya.
Namun, suasana ceria berubah menjadi tegang saat Trilochan bertanya tentang Jagga, putra terbaiknya.
Meher menyentuh gambar Jagga dengan penuh kasih sayang, tapi pertanyaan Trilochan membuat semua orang terdiam hingga suasana menjadi tegang.
Yuvi, cucu mereka, dengan berat hati mengakui bahwa ayah dan ibunya pergi ke baba ji. Sontak Trilochan pingsan hingga membuat orang panik.
Semua orang bergegas melihatTrilochan, dan Sarab mencoba menenangkan. Kulwant mencoba membantu dengan menggosok tangan Trilochan, hingga akhirnya Trilochan sadar.