Cerita semakin seru dan romantis. Guddan kemudian mengatakan bahwa ia tidak akan takut dan gemetar lagi jika Akshat mau duduk menemaninya.
Selanjutnya inspektur, dengan sikap tegas, memimpin timnya dalam perburuan bom yang harus ditemukan dengan cepat.
Meski tidak terlalu menyukai Akshat, Guddan menyadari bahwa tidak mungkin mengorbankan keluarga Akshat dalam masalahnya.
Dadi, dengan kebijaksanaannya, membujuk Akshat yang pada saat itu enggan naik wahana. Guddan, dengan lembut, mengingatkan Akshat tentang risiko penyakit jantung.
Meski Akshat menatap Guddan dengan tajam, Akshat tetap berdiri tegar menatap wahana. Guddan, menghadapi ketakutannya, akhirnya duduk sendirian di dalam kincir.
Sontak Guddan berteriak dan menangis, menciptakan momen dramatis hingga membuat Akshat khawatir.
Akshat yang melihat kejadian itu, dengan cepat berlari menuju gerobak untuk menemui Guddan.
Guddan dan Akshat bersama-sama mengatasi ketakutan, menciptakan momen keakraban yang semakin mendalam. Akshat kemudian meminta maaf ke Guddan.
Guddan, mengenang tandatangan kontrak mereka, bersyukur atas dukungan Akshat. Meski Akshat mengakui bahwa belum menyesal, Guddan memilih untuk fokus pada masa sekarang.