Fenomena Kawanan Monyet Turun ke Rumah Penduduk di Bandung, Pakar ITB Kemukakan 3 Kemungkinan Berikut

- 1 Maret 2024, 18:51 WIB
Kawanan monyet di atap sebuah bangunan Universitas di Sukaluyu, Kota Bandung pada Rabu, 28 Februari 2024.
Kawanan monyet di atap sebuah bangunan Universitas di Sukaluyu, Kota Bandung pada Rabu, 28 Februari 2024. /Istimewa/

Penyebab kedua, mungkin hewan ini mencari makan ke tempat lain karena di tempat sebelumnya sumber daya makanan menipis sementara populasinya banyak.

Baca Juga: Sinopsis Cinta Untuk Guddan ANTV Hari Ini 1 Maret 2024: SEDIH SEKALI! Guddan Pergi Tinggalkan Akshat

Penyebab ketiga, mungkin adanya kompetisi dengan kelompok monyet lainnya. Beliau mengatakan, hewan ini membentuk kelompok-kelompok. Biasanya satu jantan mengetuai satu kelompok. Apabila penyebabnya adalah kompetisi antar kelompok, satu kelompok yang kalah akan menghindari kawasan sebelumnya. "Bisa jadi kawasan perkotaan itu dianggap 'kosong' atau tidak dikuasai oleh kelompok lain," tuturnya.

Hal tersebut dapat terjadi karena monyet ekor panjang memiliki tingkat kemampuan adaptasi yang lebih tinggi daripada primata lainnya. Oleh karena itu, pergerakannya cenderung bebas hingga ke area permukiman. Mereka pun dapat bergerak dengan bebas di perkotaan meski tidak ada vegetasi sehingga dapat naik ke genteng, kabel, dan sebagainya.

Baca Juga: Jadwal Acara GTV Hari Ini 1 Maret 2024, Saksikan Serunya Big Movies Platinum: Mega Crocodile, Cold War 2

Warga diharapkan tidak mengganggu kawanan monyet

Ketika monyet ekor panjang memasuki permukiman, beliau mengimbau warga agar tidak mengganggu, menyudutkan, atau memberi makan mereka. Hal ini dilakukan agar hewan tersebut tidak mengalami perubahan perilaku yang mengancam manusia.

"Jika diberi makanan, monyet bisa jadi tidak takut lagi kepada manusia. Bahkan sebaliknya meminta-minta makanan hingga pergeseran perilaku seperti 'mencuri'. Misalnya, ketika ada warga yang membawa tentengan, mereka mengejar karena mengira itu makanan," ujarnya.

Selama tidak mengganggu dan membahayakan seperti menyakar atau menggigit, warga diimbau untuk membiarkan saja hewan tersebut.

"Meski mereka primata arboreal (primata yang sebagian besar hidupnya dihabiskan di atas pepohonan), mereka pun bisa juga berpindah di atas tanah bahkan bisa juga berenang. Karena itu, jika diberi ruang seperti diberi makan, diganggu, dan disudutkan, khawatirya akan mengubah perilakuknya sehingga lebih mengancam manusia," tuturnya.

Halaman:

Editor: Juniar Rodianur

Sumber: itb.ac.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah