Setibanya di lokasi, seorang pria muda pemilik restoran tersebut (Ridho Illahi) masih berada di rumah makan itu.
Luna pun bergegas menyelamatkan pria tersebut. Setibanya di luar ruangan, lelaki muda itu langsung pingsan akibat kelelahan.
Luna berusaha untuk menyadarkan pria itu, tapi usahanya belum memberikan hasil yang positif. Ia berinisiatif untuk melakukan pernapasan buatan.
Saat akan mendekatkan wajahnya ke pria itu, Luna kaget begitu mengetahui pria itu sadar. Si lelaki langsung menjerit melihat Luna yang ada di depannya.
Beberapa waktu kemudian, Luna didatangi oleh pria yang beberapa hari lalu pingsan. Pria tersebut membawa sebuah parcel sebagai ucapan terima kasihnya.
Luna bertanya bagaimana jika ia menjadi sakit perut setelah memakan parcel tersebut. Si pria kebingungan dengan ucapan Luna.
Kemudian, Luna memperlihatkan tulisan yang tertera di parcel tersebut yang ternyata parcel itu untuk Idul Fitri tahun depan.
Beberapa waktu kemudian, Luna dan pria tersebut menjadi akrab karena si lelaki mendaftar menjadi sukarelawan damkar.
Pria yang dulu memiliki restoran itu, kerap meminta kepada Luna untuk menjadi pacarnya, tapi Luna menolak lelaki itu mentah-mentah.