Raisa merasa jenuh saat mendengar sang penulis memperkenalkan bukunya. Farel ketika itu terlalu banyak membahas cinta.
Raisa sudah merasa bosan dengan pembahasan cinta. Terlebih lagi, ia memandang bahwa cinta tak selamanya indah.
Meskipun pembahasan buku banyak menyorot cinta, Raisa merasa bahwa apa yang disampaikan Farel terkesan tidak benar dan membosankan.
Raisa sebelumnya memiliki trauma khusus tentang cinta. Ia menjadi saksi melihat pernikahan kedua orang tuanya tidak bahagia.
Baginya, cinta yang disampaikan Farel hanya sebatas kebohongan dan tidak akan pernah terjadi di dunia nyata.
Pengalaman pahitnya mengajarkan Raisa bahwa cinta tidak akan menjamin berakhir happy ending seperti di novel-novel.
Acara tersebut tidak hanya membosankan bagi Raisa tetapi juga membuat ia kembali luka dan kenangan yang pahit saat masa kecil.
Farel mungkin berbicara tentang cinta dengan penuh percaya diri, tetapi bagi Raisa, cinta sejati adalah sesuatu yang tak mungkin ada.
Namun, nantinya Farel akan membuat Raisa kembali percaya bahwa cinta sejati masih ada di dunia.