Jabar Siapkan 1.000 Ruang Isolasi Pasien OTG COVID-19

- 28 September 2020, 14:34 WIB
Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung Layak Dijadikan Ruang Isolasi
Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung Layak Dijadikan Ruang Isolasi /AntaraNews.com
 
JURNALGAYA---- Pemerintah Jawa Barat bekerja sama dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) sedang mendata hotel mana saja yang siap menjadi tempat isolasi pasien COVID-19 yang masuk dalam kategori orang tanpa gejala (OTG). Saat ini, ada sekitar 17 hotel yang sudah siap di Jabar untuk menjadi tempat isolasi tersebut.
 
Menurut Ketua PHRI Jabar Herman Muchtar,  jumlah hotel yang bersedia menjadi tempat isolasi naik turun. Sebelumnya ada 17 hotel, kemudian naik menjadi 23, dan sekarang turun lagi jadi 17. Pihak hotel yang mundur memiliki sejumlah alasan mulai dari belum jelasnya pemerintah pusat dan daerah menggunakan jasa mereka, hingga desakan masyarakat yang ada di sekitar hotel meminta agar penginapan tersebut tidak dijadikan tempat isolasi.
 
"Sekarang kita menunggu sosialisasi dari pemerintah. Kan sudah ada 17 hotel yang siap, mayoritas ada di Bandung sekitar 13 hotel," ujar Muchtar ditemui di Gedung Sate, Senin (28/9).
 
Muchtar berharap, Pemprov Jabar bisa mengambil langkah lebih cepat dalam penentuan berapa ruang isolasi yang dibutuhkan, dan berapa banyak hotel yang akan dipakai. Jangan sampai, kepastian ini terus diundur karena pihak manajemen perhotelan pun berkejar-kejaran dengan pemesanan dari masyarakat menjelang akhir tahun.
 
Herman mengatakan, setiap akhir tahun mulai dari November sampai Desember jumlah okupansi masyarakat yang menginap di hotel akan tumbuh. Ketika pemesanan ini menumpuk maka akan lebih sulit melakukan pembatalan menginap bagi konsumen yang telah memesan kamar lebih dulu.
 
 
"Kita tunggu kepastian dari pusat karena daerah katanya akan ada rapat lagi. Kepastian ini diharap bisa lebih cepat," katanya.
 
Saat ditanya detail hotel mana saja yang siap, PHRI belum bisa menjabarkannya. PHRI, mencoba mengantisipasi jangan sampai ada pihak yang kemudian menolak penggunaan hotel sebelum ada kepastian dari Pemprov Jabar.
 
Sementara itu, Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja mengatakan, kepastian penggunaan hotel dan berapa banyak ruang isolasi yang dibutuhkan belum bisa dipastikan sekarang. Pemesanan hotel nantinya akan dibayarkan oleh pemerintah pusat sehingga butuh koordinasi lebih lanjut berapa banyak ruangan yang akan dipersiapan.
 
"Kita harus menelaah juga berapa harga hotel yang akan dijadikan ruang isolasi. Harga yang dikeluarkan Gubernur dan BPKP tidak boleh be-beda, makanya saya belum bisa memberikan data detailnya," kata  Setiawan.
 
 
Sebagai gambaran, kata dia, untuk ruangan isolasi yang ada di Jabar pun belum semuanya terpakai. Di Gedung BPSDM, Kota Cimahi saja baru terisi 20 persen kamar. Kemudian tempat isolasi seluruh daerah di Jabar tingkat keterisiannya baru 40 persen.
 
Menurut Setiawan, kesiapan hotel dan tempat lainnya menjadi ruang isolasi baru penting dalam mengantisipasi lonjakan kasus COVID-19. Berdasarkan prediksi banyak pihak kemungkinan lonjakan ini terjadi pada Desember 2020.
 
 
Sebelum ini terjadi, kata dia, Pemprov Jabar ingin mempersiapkan ruang isolasi bagi pasien COVID-19 yang tidak memiliki gejala. "Kurang lebih kita membutuhkan 1.000 kamar di luar yang ada sekarang," kata Setiawan.
 
 Namun,  kata dia, hal ini baru prediksi. Tapi prediksi seperti ini tetap butuh antisipasi dari awal sehingga ketika benar terjadi Pemprov Jabar, penyiapan ruang isolasi ini tidak terpaku di hotel saja. Sejumlah stadion dan tempat pelatihan atau asrama pun mulai dipantau
 

Editor: Qiya Ameena


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x