Jurnal Gaya - Pertarungan antara Mike Tyson dan Roy Jones Junior, membuka ingatan para fans tentang "Si Leher Beton" Mike Tyson.
Berawal dari anak jalanan yang kemudian naik kelas menjadi petinju terkenal.
Mike Tyson tumbuh dan terlahir di kawasan pabrik daerah Bronx, Kota New York.
Saat muda Mike Tyson merupakan seorang petarung jalanan paling ditakuti karena kenekatan dan kebrutalannya.
Baca Juga: Mike Tyson vs Roy Jones Junior, Berakhir Seri. Kedua Petinju Masih Joss Meski Berumur 50-an Tahun
Ia keluar masuk penjara anak-anak dan dikeluarkan dari sekolah. Sampai suatu ketika seorang pelatih tinju terkenal Cus D'Amato melihat potensi dan bakat besarnya.
D'Amato kemudian menarik keluar Tyson dari sekolah anak nakal dan melatihnya langsung.
Penilaian D'Amato tak meleset, Tyson akhirnya melesat sebagai petinju tak terkalahkan yang selalu dengan cepat mengalahkan lawan-lawannya melalui pukulan KO (Knock Out) sampai pingsan.
Baca Juga: Tertular Staff, Wagub DKI Terkonfirmasi Positif Covid-19
Pada suatu kesempatan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Susi Pudjiastuti (kiri) sempat berbincang dengan Tyson dalam acara bertajuk “Life Lessons from the Champ”.
Mike Tyson mengutarakan perasaannya saat ia harus dipenjara karena tuduhan pemerkosaan.
Menurutnya menghabiskan masa hidupnya selama tiga tahun di penjara merupakan sebuah liburan alih-alih sebagai hukuman.
Baca Juga: Giliran Emak-emak Militan Dukung Risma, Bombardir Balaikota Dengan Bunga
Hal tersebut diungkapkan Tyson dalam acara bertajuk “Life Lessons from the Champ” bersama Susi Pudjiastuti, Jumat (2/10) malam. Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan RI itu bertanya soal bagaimana rasanya menghabiskan waktu di dalam sel tahanan.
“Saya merasa sedang berlibur selama tiga tahun. Itu adalah sebuah berkah bagi saya. Hal-hal baik terjadi kepada saya selama itu,” ungkap Tyson.
“Saya tidak pernah merasa sedang dipenjara. Secara psikologis, saya merasa bebas,” tambah dia.
Meski demikian, Tyson menegaskan bahwa apa yang dilakukannya itu bukanlah sebuah kesalahan, melainkan sebagai proses belajar dalam hidup.
“Saya tidak pernah membuat kesalahan dalam hidup. Semua yang saya lakukan adalah sebuah pembelajaran. Saya tidak menganggapnya sebagai kesalahan,” katanya.
“Saya hanya menjalani hidup dan belajar,” tutupnya.