Pengrajin Batik Cirebon Bongkar Rahasia Kesuksesan Usahanya yang Turun Temurun dari Nenek Moyang

2 Oktober 2022, 14:00 WIB
Koleksi batik khas Cirebon milik Ibu Masniri, pengrajin batik Trusmi /Koleksi Pribadi Deasy Jurnal Gaya

 

JURNAL GAYA - Salah satu budaya bangsa Indonesia yang merupakan kebanggaan Indonesia adalah batik.

Tak hanya itu, pemerintah pun menetapkan Hari Batik Nasional jatuh setiap tanggal 2 Oktober.

Di Cirebon, kawasan Trusmi merupakan salah satu daerah sentra batik yang terkenal di Indonesia.

Baca Juga: Sinopsis Suami Pengganti 2 Oktober 2022: Celine Susun Ide Licik untuk Singkirkan Ariana dari Perusahaannya 

Salah satu motif batik khas Cirebon yang terkenal dan laris di pasaran adalah Mega Mendung.

Hal tersebut sebagai yang disampaikan oleh Ibu Masniri, salah seorang pengrajin batik Cirebon yang tinggal di Trusmi.

Ibu Masniri, pengrajin batik Trusmi Kabupaten Cirebon Koleksi Pribadi Deasy Jurnal Gaya

Berdasarkan hasil wawancara langsung Jurnal Gaya ke daerah Trusmi, Ibu Masniri pun menuturkan suka dukanya selama berbisnis batik.

Ibu Masniri menceritakan kalau usaha yang dilakukannya merupakan usaha turun temurun dari nenek moyangnya.

Beliau menjelaskan kalau usaha yang ditekuninya sudah berjalan selama 49 tahun.

"Ini adalah amanah dari kakek enggak boleh pindah ke profesi lain," ucap Ibu Masniri.

Ibu Masniri pun mengatakan kalau keluarganya memiliki canting yaitu alat untuk membatik yang telah berusia selama berabad-abad.

Canting langka yang telah menjadi batu tersebut menunjukkan kalau usaha membatik keluarganya telah dilakukan sejak lama.

Karena hal itulah, Ibu Masniri mengatakan kalau ia begitu mencintai usaha membatiknya.

Bagi beliau, ia tidak pernah merasakan kesusahan saat menjalankan usahanya tersebut.

Baca Juga: Batik Motif Lontara Khas Sulawesi Selatan, Pilihan Unik di Hari Batik Nasional yang Wajib Kamu Lirik

Meski diakui Ibu Masniri akibat pandemi Covid-19 berdampak pula pada industri batik Cirebon, terutama pada pengrajin batik.

Saat disinggung tentang maraknya usaha batik di daerah Trusmi, Ibu Masniri merasa tidak memiliki tantangan atau saingan.

"Tidak ada (tantangan) karena merasa ini adalah berkah dari Allah, semua rezeki turun dari Allah, jadi enggak ngoyo," ucap Ibu Masniri.

Berkat penerimaan terhadap konsep rezeki dan rasa syukurnya terhadap rezeki dari Tuhan, Ibu Masniri merasa usahanya berjalan lancar.

Rumah pribadinya yang disulap menjadi showroom batik, selalu ramai dikunjungi oleh pembeli dari berbagai daerah di Indonesia.

Ibu Masniri pun mengatakan kalau pembeli lebih ramai mengunjungi showroom yang ada di rumahnya, meski ia telah memiliki toko di tempat lain.

Baca Juga: Batik Komar dan Hotel Pullman Pajang Kreasi Batik Raksasa dan Terpanjang di Kota Bandung

Semoga semangat juang Ibu Masniri mencintai batik sebagai usahanya untuk mempertahankan warisan leluhur dapat ditiru para generasi muda.***

Editor: Deasy Rafianty

Sumber: Liputan langsung Jurnal Gaya

Tags

Terkini

Terpopuler