Network
JURNAL GAYA-Isu keberlanjutan atau suistanability fashion sejak beberapa tahun lalu telah menjadi perhatian penting para desainer di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Selain menghasilkan rancangan yang indah dan fashionable, kini para desainer dan produsen baju juga concern pada isu penyelamatan lingkungan.
Salah satu komitmen untuk menjaga kelestarian lingkungan, datang dari para alumni Islamic Fashion Institute (IFI) yang membentuk Ikatan Alumni IFI atau Alifi. Pengukuhan Ketua Alifi dilaksanakan pada Musyawarah Besar (Mubes) Pertama Alifi, Rabu, 30 September 2023, di Aula Balai Besar Tekstil Bandung.
Ketua Alifi Rosie Rahmadi mengatakan, kehadiran Alifi menjadi wujud kecintaan dan bakti alumni untuk IFI sebagai almamater dan untuk menjaga bumi.
Menjaga bumi menurut Rosie, dimulai dari ukhuwah islamiyah yang di dalamnya terkandung nilai-nilai ta'aruf (saling mengenal), tafahum (saling memahami kelebihan kekurangan masing-masing sehingga dapat memahami perbedaan), ta'awun (saling menolong), dan takaful (saling memberi rasa aman).
"Mengacu pada ukhuwah islamiyah inilah, Alifi ingin menciptakan hubungan perasaudaraan antar sesama alumni maupun alumni dengan masyarakat, dengan hanya mengharapkan ridlo Alloh semata dan menciptakan hidup rukun damai di bumi," jelasnya.
Alifi lanjut Rosie, ingin membawa alumni IFI menjadi figur yang bertanggungjawab, kreatif, santun, kolaborarif, berwawasan maju, serta membawa nama baik almamater dengan memberikan karya dalam bidang fashion dan pengembangannya. "Diharapkan dengan terbentuknya Alifi ini, akan membawa kemaslahatan bagi ummat," imbuhnya.
Program Alifi ke depan, lanjut Rossie, akan dibagi ke dalam tiga divisi yaitu Divisi Bisnis, Divisi Pendidikan, dan Divisi Marcom. Adapun program terdekat Alifi adalah pada Oktober mendatang alan mengadakan seminar dan workshop pembuatan produk fashion mitigasi, berupa desain-desain pakaian untuk penanggulanngan diri sendiri dalam kondisi darurat. Alifi juga akan mengembangkan sustainable fashion dalam setiap penciptaan karya desain anggotanya.
Bahkan Alifi akan bekerjasama dengan Ijen Geopark untuk mengadakan beberapa kegiatan menjaga lingkungan yang dipelopori Dr. Anita, alumni IFI yang mengembangkan lingkungan berorientasi pada menjaga alam.
Di lingkungan kampus IFI juga sudah dibuat beberapa lubang biopori agar kelak saat hujan dapat menampung air. Program Alifi ini kata Rosie, diarahkan pada menjaga bumi karena fashion menjadi penyumbang sampah terbesar. "Kita sebagai fashion designer sadar betul, bagaimana caranya agar dapat tetap berkarya tapi juga mencegah bumi dari sampah fashion," ujarnya.
GM IFI Hanni Haerani dalam sambutannya mengatakan, hampir 80% tersebar di 15 provinsi di Indonesia. Hanya 20% alumni yang berasal dari Jawa Barat. Bahkan ada juga alumni yang berasal dari Korea, Jepang, India, dan beberapa negara lainnya pernah belajar di IFI.
Terbentuknya Alifi kata Hanni, sebagai bentuk tanggungjawab alumni kepada diri sendiri, lingkungan, juga terhadap dunia. Alifi dengan visi dan misinya untuk mencintai dan menjaga bumi, menjadi peran alumni dalam rangka mengembalikan lagi segala kebaikan yang telah diberikan alam kepada manusia. "Alam sudah memberi banyak kebaikan, maka kita pun harus mengembalikan kebaikan lagi kepada alam," ujarnya.
Mubes diisi juga dengan paparan dari tiap divisi, pameran instalasi fashion karya alumni dan siswa, serta sambutan dari Ketua Halal Center Indonesia Sapta Nirwanda. Sapta berharap, IFI akan membantu pemerintah dalam menciptakan desain-desain terbaik untuk mendukung ekosistem global moslem fashion. Sebab menurutnya, 1,9 milyar penduduk dunia adalah muslim dan itu pasti memerlukan fashion moslem yang sesuai dengan tuntutan syariahnya.
"Teman-teman di Alifi terus berkarya ya, sebab IFI ini unik. Karya-karyanya terbaik dan sudah diterima di banyak negara, termasuk kemarin dibawa ke Ubzekhistan," pungkasnya.***
