Malioboro Kembali Ramai Dibanjiri Wisatawan Domestik, Pemkot Yogyakarta Giatkan Terus Pariwisata

11 Oktober 2021, 06:36 WIB
Malioboro mulai ramai kembali dikunjungi wisatawan lokal /Jurnal Gaya/Juniar/

JURNAL GAYA - Berjalan-jalan di Kota Yogyakarta seolah tidak merasa bosan dengan berbagai tawaran tempat yang unik, eksotis, dan bikin ngangenin bagi yang datang.

Keramahan orang-orang Yogyakarta, tempat-tempat jajanan murah yang hanya ada di Yogya, angkringan, dan jalan Malioboro yang legendaris yang wajib dikunjungi saat ke Yogya. 

Setidaknya itu yang JG rasakan saat diundang dalam rangkaian acara Jogja Famtrip 2021.

Di sela-sela kegiatan yang padat, sehat, dan menyenangkan yang telah diatur panitia, JG beberapa kali menyempatkan diri untuk berjalan-jalan keliling Kota Yogyakarta menggunakan bentor.

Beberapa kali juga JG berjalan kaki ke Malioboro yang tempatnya hanya sekitar 500 meteran dari tempat JG dan kawan-kawan wartawan serta blogger/influencer medsos menginap.

Baca Juga: Ini Lirik Until Jannah, Lagu Terbaru Wali Band yang Romantis dan Bikin Baper! 

Saat JG berkunjung di hari biasa pada siang atau sore hari, suasana Jalan Malioboro masih terlihat sepi dan lengang. 

Toko-toko dan lapak-lapak jualan baju, souvenir, dan oleh-oleh khas Yogya lainnya juga masih sepi dari pembeli atau mereka yang lagi proses tawar-menawar.

Suasana berbeda JG rasakan saat di akhir pekan dan suasana malam hari.

Trotoar penuh dengan lautan manusia yang baru berdatangan kembali ke Yogyakarta setelah melalui masa-masa penuh kesulitan karena pandemi Covid-19.

Baca Juga: Sandiaga Uno pun Ikut bergoyang Mengikuti Alunan Musik di Wayang Jogja Night Carnival 2021

Pencanangan Kota Yogyakarta bebas vaksin yang digaungkan Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti dalam Welcome Dinner bersama para peserta Jogja Famtrip 2021, menjadi sebuah awal kebangkitan kembali Kota Yogya pasca pandemi.

Ibu Mariam, salah seorang penjual sate di Jalan Malioboro berharap banyak Yogyakarta kembali normal agar dia bisa kembali berjualan demi menghidupi anak-anaknya.

"Saya senang, selama empat minggu terakhir ini, Malioboro kembali ramai, Mas. Jualan saya juga bisa laris lebih dari dua kilo saat akhir pekan ini," kata Bu Mariam kepada Jurnal Gaya, Jumat, 9 Oktober 2021.

Hal senada dinyatakan juga oleh Mbak Anggi salah satu tour guide yang mengawal para peserta, dia senang karena bisa kembali bertugas menjadi guide.

"Kota Yogyakarta sekarang sudah mulai normal, Mas. Jalan-jalan juga sudah mulai normal, makanya kami minta dari kawan-kawan media juga untuk mengenalkan kembali keindahan kota kami," kata Mbak Anggi sambil menjelaskan dengan fasih mengenai sejarah Kota Yogyakarta dari awal berdirinya sejak zaman Sultan Hamengkubuwono I. 

Baca Juga: Putri Untuk Pangeran Hari Ini: Siap Perang Riski dan Vitto Makin Beringas, Bu Nawang Minggat dari Rumah!

Hal senada disampaikan Mas Poniman, pengemudi bentor yang biasa mangkal di Hotel Harper kepada JG. Saat pandemi menyerang dan Kota Yogyakarta sepi dari wisatawan, ia terpaksa berhenti narik bentor dan bekerja serabutan bersama saudaranya. 

"Saat ini saya senang, Mas. Wisatawan banyak pakai jasa saya keliling Kota Yopgyakarta. Termasuk masnya ini. Kalau ndak kerja saya terpaksa diam di rumah dan kerja serabutan apa saja bersama saudara. Terkadang anak sering bantu-bantu kirim uang buat saya," kata Mas Poniman yang sudah menduda tiga tahun setelah ditinggal istrinya yang terkena kanker getah bening.

Baca Juga: Lesti Pingsan? Karena Kecapean Atau Ngeprank?

Salah satu pengunjung wisawatan lokal dari Kota Sumedang, Bu Neng Yayas, berwisata ke Yogyakarta setelah pandemi usai dan level PPKM perlahan menurun.

Rombongan Bu Yayas yang merupakan rombongan guru-guru dari sekolah menengah di Sumedang, sangat antusias menjelajahi tempat-tempat wisata di Yogyakarta.

"Rombongan kami berencana ke tempat wisata di Gunung Kidul dan ke tempat-tempat wisata lainnya," kata Bu Yayas saat bertemu dengan JG.

Menurut Bu Yayas, rencana wisata kali ini merupakan rencana yang sempat terhenti beberapa bulan sebelumnya karena kendala pandemi.

Rombongan para guru-guru yang antusias ini tentu saja tidak melupakan Malioboro sebagai ikon legenda Kota Yogyakarta.

Baca Juga: Doa Untuk Memohon Perlindungan Allah dari Kejahatan Makhluk Agar Terhindar dari Pelet dan Ilmu Sihir!   

Pengamatan di lapangan secara langsung, petugas-petugas berseragam satpol PP dan satgas Kota Yogyakarta lainnya, bersiap dan berjaga di sepanjang Jalan Malioboro dari mulai rel kereta api sampai ujung jalan tempat Benteng Vredeburg berada. 

Beberapa petugas berkeliling untuk mengantisipasi ancaman keamanan dan ketertiban dan selalui siap membantu para wisatawan apabila membutuhkan pertolongan dan petunjuk jalan.

Untuk harga makanan, setiap kios makanan yang ada di Jalan Malioboro sudah memasang harga mereka dan tidak menekuk harga ke konsumen. 

JG pun sempat mencicipi Bakmi Godok Jawa dengan harga hanya Rp15.000 seporsi dengan ukuran cukup mengenyangkan. 

Seporsi sate dengan 10 tusuk sate dan lontong yang mengenyangkan sudah bisa dinikmati dengan harga Rp20.000.

Sementara, untuk wisatawan yang memiliki anggaran belanja terbatas, banyak sekali kaos khas Yogyakarta untuk oleh-oleh dengan harga Rp100.000 bisa dapat 6-7 potong. Sangat terjangkau, kan.

Ayo, kembali ke Yogyakarta.***      

Editor: Dini Yustiani

Tags

Terkini

Terpopuler