Selain Odading, Awug Juga Jadi Jajanan Hits di Bandung, Cek Fakta Kelezatannya

24 September 2020, 08:17 WIB
/Dini Yustiani/jurnalgaya.com

 

 

 

 

JURNAL GAYA -Kangen jajanan tradisional? Di Bandung ada cemilan manis khas sunda bertitel awug yang manisnya nampol di lidah.

Olahan awug terbilang sederhana. Terbuat dari beras tepung, gula merah serta parutan kelapa. Namun dari bahan yang bersahaja ini, kelezatan awug tak tertandingi.

Saat di Bandung, kita bisa menyantap awug terbaik ini di kawasan Cicadas, alias Jalan Ahmad Yani. Tajuknya Awug Beras Cibeunying, milik Ajang Muhidin.

Baca Juga: Ucapan RM di Sidang Umum PBB Bikin Meleleh: Esok Mungkin Gelap, BTS di Sini Bersama Kalian

Baca Juga: Tampil Tanpa Bra, Dinar Candy Gegerkan Lagi Dunia Maya0

Kelebihan dari awug ini, terdapat pada teksturnya yang kenyal, empuk dan manisnya pas di lidah. Selain itu, semua bahan awug, mulai dari beras, gula aren serta kelapa, kondisinya segar dan berkualitas mumpuni.

Mulai jam 10.00 pagi, kamu bisa memburu penganan ini dalam kondisi masih hangat. Tak heran, selama dijajakan, asap dari aseupan pun selalu mengepul di samping gerobak.

Dengan tangannya yang gesit, Asep Syukur, anak dari Ajang membuat racikan awug dengan bantuan aseupan  yang berbentuk kerucut. Saat pembeli datang, awug pun mendadak ditumpahkan dari kukusan.

Dini Yustiani/jurnalgaya.com

Tampilan prima dari awug, dibuat dengan cara membuat layer atau susunan berdasarkan isiannya. Saat  dikukus, awug terlebih dulu disusun dari beras dan gula secara bergantian.

Tak butuh waktu lama, saat matang penganan yang berbentuk piramida ini bisa dituangkan, kemudian dipotong-potong sesuai permintaan pembeli.

“Seperti yang diceritakan pembeli, awug buatan kami memang cita rasanya lebih asli dan tak gampang basi," ujar Asep menjelaskan.

Lezatnya awug ini tak main main. Ini  semua bersumber dari pemilihan bahan yang terbaik. Misalnya untuk beras jenisnya harus pandanwangi, gula aren asal Banjar dan kelapa pun harus dalam kondisi segar.

Setiap harinya, Asep mempersiapkan dua kuintal beras pandanwangi sebagai bahan dasar. Sementara gula merah atau gula aren, sekitar 100 kilogram serta puluhan buah kelapa.

Untuk mendapatkan tekstur yang empuk dan lembut, beras terlebih dulu harus direndam selama 12 jam. Selanjutnya, beras ditepung hingga halus.

Demikian pula dengan gula aren, potongan gula tradisional ini ditumbuk dan kelapa diparut. Tak ada komposisi atau bahan tambahan lain, Asep hanya menambahkan sedikit garam pada adonan awug tersebut.

Saat sore tiba, aseupan per aseupan awug itu pun mengalir ke tangan pembeli. Setiap harinya, awug beras Cibeunying bisa terjual hingga 200 aseupan.

"Untuk mendapatkan beras terbaik, kami menggunakan beras hasil dari sawah sendiri. Jadi kualitas dan standarnya terjaga. Gula merah juga dipastikan yang asli dari nila atau kelapa agar manisnya alami,” papar Asep.

Usaha yang dirintis sejak tahun 1980 ini, awalnya bisa dijumpai di pasar Cicadas. Karena permintaan semakin meningkat, akhirnya awug Cibeunying menempati gerobak di pinggir jalan, seberang STT Tekstil.

Selain awug, jajanan tradisional lain juga bisa dijumpai di tempat yang sama. Sebut saja bugis, putu mayang, gurandil, ali agrem, jalabria, klepon, lupis dan makanan tradisional lainnya.

Jika membeli paket lengkap awug plus jajanan-jajanan lainnya, maka makanan ini akan disajikan dengan nampan kecil yang dinamakan nyiru. Hiasan-hiasan dari daun pisang akan mengelilingi nampan.

“Kalau tampilan dengan nampan biasanya itu pesanan untuk hajatan, syukuran atau acara-acara kantor lainnya. selain awug, bisa dimodifikasi dengan berbagai jajanan tradisional lain, misalnya ya kue-kue basah,” tutupnya.***

Baca Juga: LINK STREAMING dan Jadwal Acara TV RCTI 24 September 2020

 
Editor: Dini Yustiani

Tags

Terkini

Terpopuler