Pelesir ke Villa Peristirahatan Bosscha di Bandung, Ada Piano Tua Abad 18

- 27 Agustus 2020, 10:34 WIB
/DINI YUSTIANI/JURNALGAYA.COM/

JURNALGAYA -  Mau menyepi dari keriuhan kota besar, pelesir saja ke Agrowisata Malabar di Pangalengan. Seusai menerobos gumpalan kabut di sepanjang jalan, kejutan mewah ini bakal menyapamu saat tiba di Villa peristirahatan Bosscha.

Terletak di Kecamatan Pangalengan atau 45 km menuju selatan Kota Bandung,  ke Villa Bosscha butuh waktu sekitar dua jam untuk mencapai lokasi. 

Saat sampai di sana, mata pun langsung dimanjakan dengan suasana asri perkebunan teh, lengkap dengan panorama Gunung Nini yang memukau.
 
 
 
Baru saja menginjakkan kaki, rasa penat dan stres tubuh pun seolah lenyap . Terlebih di perkebunan yang dikelola oleh PTPN VIII ini juga kita bisa menikmati berbagai obyek wisata alam di sekeliling perkebunan.

"Kebanyakan para traveler sih memilih Agrowisata Malabar untuk beristirahat dan penyepi dari kebisingan. Selain menginap di Wisma Malabar, banyak juga yang ke sini sebatas pelesir sambil foto selfie," ujar pengelola Agrowisata Malabar Suhara kepada JurnalGaya.

Datang ke perkebunan teh ini, kita juga bisa Sedikit kilas balik sejarah. Dulu,  area seluas 8 hektar ini dimiliki saudagar Belanda, Karel Albert Rudolf (K.A.R) Bosscha. 
 
Persis di belakangan perbukitan teh Gunung Nini, Bosscha membangun villa cantik dengan arsitek bergaya kolonial.

Sampai sekarang, tempat ini masih berdiri kokoh, lengkap dengan properti abad 18 yang masih terawat. Di dalamnya, ada piano tua yang diproduksi tahun 1880, sofa antik, meja makan serta lampu hias bernuansa vintage.

Sementara di belakang villa Bosscha, berderet rumah kayu yang berfungsi sebagai tempat staycation. Selepas berjalan-jalan di sekitar area kebun teh, kita bisa rehat di rumah kayu. 

"Kalau traveler yang tujuannya leisure  biasanya mereka tea walk atau berjalan-jalan menyusuri kebun teh, ke puncak Gunung Nini, berkunjung ke makam Bosscha atau berendam di sumber air panas," sambungnya.

Ia menjelaskan, kalau ingin lebih seru, baiknya pelesiran ke Malabar dilakukan sama keluarga atau komunitasmu. Contohnya seperti gathering perusahaan, reuni atau leisure. 

Bermalam di Wisma Malabar, bisa memilih beberapa kategori kamar. Untuk  kamar standar yang termurah dipatok Rp 325 ribu per malam di weekdays dan Rp 425 ribu saat weekend. 
 
Sementara untuk kamar kayu Rp700 ribu weekdays dan Rp 1 juta di weekend serta Rp 1,2 ukuran terbesar dengan kapasitas lebih dari 20 orang.***

 

Editor: Dini Yustiani


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x