JURNALGAYA - Presiden Ad Interim Barcelona Carles Tusquets mencoba mengklarifikasi pernyataannya soal menjual Lionel Messi beberapa hari terakhir lalu.
Tusquets menegaskan bahwa ucapan dan komentar soal penjualan Messi itu murni berdasarkan logika hitungan matematika.
"Saya tidak berkata bahwa saya akan dengan senang hati menjual Messi. Saya berkata, bahwa secara finansial, membiarkan Messi pergi adalah hal baik bagi klub."
"Kami aka lebih baik karena saya katakan bahwa gaji Messi adalah yang tertinggi di dunia. Tidak ada hal lain yang bisa dibantah dari itu. Namun saya bukan siapa-siapa, keputusan tetap ada padanya dan jajaran direksi tidak bisa mengambil keputusan," tutur Tusquets pada Radio Catalunya dikutip dari Daily Mail Sabtu 5 Desember 2020.
Baca Juga: Everton Gagal Merangsek ke Lima Besar Ditahan Tim Zona Degradasi 1-1
Tusquets bahkan siap berbicara dengan Ronald Koeman untuk menjelaskan maksud ucapannya terkait penjualan Messi.
"Bila dibutuhkan, saya akan mengatakan pada Koeman bahwa dia salah memahami hal yang saya katakan. Saya hanya berbicara dan melakukan perhitungan matematika."
"Hal yang dilakukan Messi untuk klub membuatnya berpengaruh pada nilai kontrak [menjadi bergaji tinggi], namun Barcelona tidak bergantung hanya pada satu orang," kata Tusquets.
Pernyataan Tusquets tentang penjualan Messi langsung disambut kekecewaan oleh Ronald Koeman. Menurut Koeman pernyataan tersebut tidak membantu kondisi tim.
Baca Juga: Bapaknya Disebut Terkait Penangkapan Edhy Prabowo, Anak Jusuf Kalla Laporkan Cawalkot Makassar
Messi sempat ingin pergi di akhir musim lalu dengan memanfaatkan klausul bebas transfer. Namun Barcelona menahan Messi dengan asumsi klausul tersebut sudah kedaluarsa.
Sempat ada rumor sejumlah klub bersedia membayar transfer Messi di kisaran 100 juta euro namun Barcelona disebut tetap bersikukuh meminta harga 700 juta euro sesuai klausul pelepasan.
Messi kini menjalani musim terakhir di Barcelona dan bisa pergi dengan bebas transfer bila tak memperpanjang kontrak di Barcelona.
Barcelona disebut mengalami masalah finansial seiring pandemi corona hingga harus melakukan pemangkasan gaji pemain-pemain.***