PLTA Jatigede Baru Bisa Beroperasi 2021, Proyek Sempat Dihentikan Lantaran Rawan Penularan Covid-19

20 Desember 2020, 14:33 WIB
Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Jatigede 2x55 Mega Watt (MW) di Kabupaten Sumedang awalnya diprediksi selesai di akhir tahun 2020. Namun karena pandemi Covid-19, rencana ini ini mundur enam bulan. /Tangkap Layar Zoom /

JURNAL GAYA - Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Jatigede 2x55 Mega Watt (MW) di Kabupaten Sumedang awalnya diprediksi selesai di akhir tahun 2020. Namun karena pandemi Covid-19, rencana ini ini mundur enam bulan.

Diprediksi, PLTA tersebut baru bisa beroperasi pada 2021 atau paling lambat akhir tahun tahun depan. Awalnya, PLTA Jatigede diproyeksikan mulai beroperasi November tahun ini.

Manager PT PLN Unit Pelaksana Proyek (UPP) Pembangkit Jawa Bagian Tengah (JBT) 2, Arie Nugroho Ardianto, mengatakan, keterlambatan tersebut terjadi karena pandemi Covid-19. Pada awal pandemi, proyek pembangunan sempat dihentikan selama enam bulan.

Baca Juga: Puan Maharani Wacanakan Presiden Tiga Periode: Jokowi, Ingin Cari Muka!

“Delayed ini adalah kondisi yang tidak diharapkan. Karena pandemi, selama enam bulan kami stop tanpa ada kegiatan sama sekali karena sangat rawan,” ujarnya.

Keputusan tersebut, menurut dia, terpaksa dilakukan karena sebagian besar kegiatan pembangunan, mencapai 80%, dilakukan di bawah tanah dalam kondisi minim ventilasi. Seperti diketahui, tingkat penularan di ruang tertutup sangat besar.

“Saat ini pun belum bisa 100% kembali normal karena protokol kesehatan dan pembatasan jumlah pekerja. Kami menyisasatinya dengan menambah jumlah shift kerja,” tutur Arie.

Baca Juga: Kebijakan Rapid Tes Antigen Buat Pemesanan Hotel di Yogyakarta Libur Akhir Tahun Banyak Dibatalkan!

Akibat sempat berhenti selama 6 bulan, menurut dia, per 13 Desember 2020, progress pembangunan PLTA Jatigede baru mencapai 82,4% dari target 87,12%. Ada delayed sebesar 4,72%.

“Dilihat dari angka, delayednya memang hanya 4%, tapi effort-nya luar biasa,” tuturnya.

Mengingat proyek terhenti selama 6 bulan penuh, ia mengatakan, kemungkinan besar penyelesaian proyek pembangunan secara keseluruhan juga akan terlambat 6 bulan. Apalagi, karena protokol kesehatan, ada pembatasan jumlah orang yang bekerja setiap shiftnya.

“Semua penggalian sudah selesai, kecuali horizontal penstock tunnel. Progressnya baru mencapai 68,17%,” kata Arie.

Baca Juga: Kuburan Kosong, Aldebaran akan Ungkap Reyna Anak Andin? Bocoran Ikatan Cinta Malam Ini Minggu 20 Des

Hal itu, menurut dia, terjadi karena kondisi memiliki tingkat kesulitan yang sangat tinggi. Kendati demikian, ia mengaku optimistis, pembangunan horizontal penstock tunnel tersebut akan selesai sesuai target, pada Maret 2021.

 “Kami akan berupaya mengejar ketertinggalan,” tuturnya.

Ia tidak menampik, akibat mundurnya progress pembangunan tersebut, terjadi pembengkakan investasi. Namun, menurut dia, nilainya tidak signifikan. Nilai investasi awal kontrak PLTA Jatigede sebesar Rp 1,7 triliun.

“Ini adalah force majeur, tidak bisa dihindari,” tuturnya.

Baca Juga: 4 Momen Cha Eun Woo, Moon Ga Young, Hwang In Yeob dalam True Beauty yang Bikin Ambyar

PLTP Tangkuban Parahu

Sementara itu, Manager Pertanahan PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Tengah (UIP JBT) 1, Asep Irman, mengatakan, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Tangkuban Parahu 3 x 20 Mega Watt (MW) sudah masuk Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN. Namun, menurut dia, prosesnya masih panjang.

“Masih diperlukan visibility study dengan melibatkan banyak pihak. Apalagi, lokasinya di dekat taman nasional. Bagaimana skemanya, kapan dimulai, dan detail lainnya belum bisa dipastikan,” ujarnya.***

Editor: Dini Yustiani

Tags

Terkini

Terpopuler