Juru Bicara IDI, Iris Rengganis: Vaksin Sinovac Masih Layak Dipakai, Memiliki Epifikasi di Atas 50 Persen

14 April 2021, 12:17 WIB
Vaksin Sinovac produksi China Dikabarkan Memiliki Efektivitas Rendah /Pixabay- Hakan German

 

JURNAL GAYA - Program vaksinasi yang berjalan selama ini sebagai inisiasi pemerintah dan Satgas Covid-19 menanggulangi pandemi di Indonesia.

Keraguan dari masyarakat mengenai efektivitas vaksin milik Sinovac atau buatan Cina ditepis juru bicara Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Iris Rengganis.

Layak atau tidaknya vaksin ditentukan dari tingkat efisifikasinya yang setiap negara ternyata memiliki tingkatan efisifikasi berbeda.

Sebagaimana diketahui, pemerintah pusat memulai vaksinasi di Indonesia menggunakan vaksin Sinovac buatan Cina dan masih ebrlangsung sampai sekarang. 

Baca Juga: Ali Mochtar Ngabalin Beri Becoroan Presiden Jokowi Segera Reshuffle Kabinet: Siapa Orangnya? Kita Belum Tahu 

Menurut Juru Bicara PB IDI, Iris Rengganis, vaksin buatan Cina Sinovac masih layak digunakan tingkatan efikasinya masih di atas ambang batas yang ditetapkan organisasi kesehatan dunia, WHO.

"Pokoknya WHO mengumumkan efikasi 50 persen minimal. Jadi apa pun yang di atas 50 persen itu layak. Yang penting dia aman," kata Ketua Tim Advokasi Pelaksanaan Vaksinasi sekaligus Juru Bicara dari PB IDI Iris Rengganis dalam keterangan pers diterima, di Jakarta, Rabu, 14 April 2021. Seperti dikutip dari ANTARA.

Menurut Iris, uji coba maupun uji klinis vaksin Sinovac sudah dilakukan. Seperti di Brasil hasil uji menunjukkan angka 50,4 atau 50,3 persen untuk Sinovac.

"Karena kita butuh di masa pandemi, jadi kita tidak terlalu lihat merek lagi saat ini," kata dia.

Baca Juga: Joe Taslim : Tantangan Berat Perankan Sub Zero ‘Mortal Kombat’, Harus Bisa 3 Bahasa!

Satgas vaksinasi memandang kebutuhan mendesak atas ketersedian vaksin lebih diutamakan daripada meributkan merk. Tentang efektivitas, pihaknya berpegangan pada standar yang diberikan oleh WHO.

"Nanti masalah efektivitas kan sambil berjalan. Kalau perlu nanti diulang, jadi enggak perlu diributkan. Yang penting dari WHO bisa lolos efikasinya. Segala penelitian kita lihat efektivitas vaksin," katanya menjelaskan.

Menurut Irin efikasi vaksin tidak memiliki dampak pada kesehatan. Kemudian, menurutnya lagi, juga tidak akan meracuni penerima vaksin, sehingga vaksin tetap aman digunakan.

"Kita lihat saja sambil waktu berjalan nanti efektivitas vaksin yang akan kita lihat nantinya," ujarnya pula.

Baca Juga: Ali Mochtar Ngabalin Beri Becoroan Presiden Jokowi Segera Reshuffle Kabinet: Siapa Orangnya? Kita Belum Tahu

Sementara itu, Satgas Vaksinasi berencana mendatangkan lagi vaksin Moderna dan Pfizer dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan vaksinasi di Indonesia.

Pemerintah menetapkan target sekitar 70 persen masyarakat Indonesia akan menerima vaksinasi Covid-19. Sehingga akan membutuhkan vaksin yang lebih banyak.

"Jadi, membutuhkan vaksin lebih banyak, kita menginginkan dari negara lain, untuk memenuhi kebutuhan, agar herd immunity tercapai," pungkas Iris.

Editor: Dini Yustiani

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler