Tips Bagi yang Ingin Berkarier di Industri Big Tech dari Para Profesional Muda

15 November 2021, 13:04 WIB
Para profesional muda berbagi tips seputar Berkarier di Industri big tech /

Sektor big tech akan meningkat tajam dan jadi industri yang sangat penting, terutama untuk generasi muda. Pada 2020, di Indonesia sendiri, ekonomi digital bernilai $44 miliar dan akan meningkat menjadi $124 miliar pada tahun 2025 mendatang. 

Sesungguhnya ada banyak investasi di Indonesia dari international tech giants, sebut saja Facebook, Google, Microsoft, Paypal, Alibaba, ByteDance, sampai Ant Financial.

Oleh karena itu, University of Warwick bekerja sama dengan IBEC (Indonesia – Britain Education Centre menggelar webinar yang mengusung tema "Big Tech Career" pada Rabu, 10 November 2021 lalu melalui platform Zoom. 

Pada webinar tersebut, University of Warwick dan IBEC (Official Representative – University of Warwick) menghadirkan tiga pembicara yang merupakan para profesional di bidangnya dan lulusan University of Warwick yaitu Johan Antlov (Chief Growth Officer Happy Fresh), Ricci Wijaya (HR Business Partner ByteDance), dan Tiffany Irianto (Product Marketing Manager Gojek). 

Imran Hashim, Warwick Liaison Manager, University of Warwick (Southeast Asia Office) yang berperan sebagai moderator didampingi oleh S. Hendra (Senior Counsellor – IBEC memandu diskusi yang berlangsung selama 1,5 jam ini dengan sangat asyik dan menghasilkan diskusi yang padat akan informasi bergizi. 

Chief Growth Officer Happy Fresh, Johan Antlov mengatakan siapapun yang ingin berkarier di big tech company harus mempersiapkan berbagai hal. Salah satu yang harus diperhatikan adalah kualifikasi pendidikan. 

"Kualifikasi pendidikan akan membantu kita untuk mengasah bagaimana berpikir kritis. Jadi, pengalaman yang penting yang saya dapat dari pendidikan di universitas adalah bisa belajar tentang hal itu," ujarnya. 

Sedangkan Tiffany Irianto yang saat ini bekerja sebagai Product Marketing Manager Gojek menjelaskan kalau hal yang harus dimiliki oleh para anak muda adalah harus memiliki skill dan hard skill atau kemampuan tambahan yang dapat menjadi nilai tambah. 

"Dalam hal ini, biasanya untuk skill saya akan melihatnya lebih dari sekedar kualifikasi. Kualifikasi memang penting, tapi kita juga akan melihat bagaimana cara mereka berpikir sampai bagaimana cara logika mereka bekerja," tuturnya.

"Biasanya saya suka kasih studi kasus atau terkadang saya suka kasih pop kuis secara asal ketika melakukan interview. Keahlian tambahan ini memang bukan hal yang wajib, tapi sangat penting. Karena akan ada banyak kejadian dimana mereka diharuskan untuk mempunyai kemampuan tambahan," katanya lagi. 

Setuju dengan apa yang Tiffany sampaikan, Ricci menambahkan kalau pada dasarnya perusahaan juga membutuhkan pribadi yang sesuai dengan nilai yang dimiliki oleh perusahaan itu sendiri. 

"Satu dari empat interview itu mungkin bagian HR dan kita akan melihat lifestyle dan bagaimana mereka berperan dengan baik pada role yang dilamar. Beberapa role itu kamu harus mempunyai background-background teknik, contohnya kemampuan menganalisis data. Tapi, ada beberapa juga role yang sangat general. Makanya kita punya empat kali interview, agar kita bisa ngobrol dan memutuskan siapa kandidat terbaik," terangnya. 

Saat ini bisa dibilang banyak anak muda yang ingin bekerja di big tech company. Tiffany memberikan tips dan saran agar para pelamar bisa lebih dulu bertanya pada diri sendiri tentang apa yang sebenarnya mereka mau. 

"Cari tahu dulu nantinya kita mau bekerja di bidang apa dan pekerjaannya mau seperti apa. Cobalah untuk mengerti role di bidang tersebut dan diri kalian sendiri. Ada baiknya untuk ngobrol dengan teman-teman agar bisa mendapatkan banyak sumber dan inspirasi. Ini sangat penting, karena takutnya nanti kamu melakukan hal yang bahkan tidak ingin kamu lakukan," ucapnya. 

Namun, Johan memiliki saran lain. Dia justru memacu semangat para calon pekerja agar nantinya bisa berbisnis sendiri. 

"Nantinya dari pengalaman ini kamu bisa memulai bisnis sendiri. Jika kamu ingin memulai bisnis kamu sendiri tanpa mengeluarkan banyak uang, saya rasa kamu juga harus terjun ke industrinya. Indonesia merupakan negara yang mempunyai banyak orang yang tertarik menjadi entrepreneur, jadi kamu harus mengambil kesempatan itu," kata Johan menyarankan. 

Bagi yang terlewat acaranya dan ingin mengetahui lebih dalam tentang bagaimana seluk beluk industri big tech, kamu dapat menyaksikannya di kanal YouTube resmi Info IBEC.***

Editor: Dini Yustiani

Tags

Terkini

Terpopuler