BANJIR PAHALA! Lakukan 10 Amalan-amalan Sunnah Ini Saat Ramadhan, Insya Allah Rezeki Makin Berlimpah

5 April 2022, 07:14 WIB
BANJIR PAHALA! Lakukan 10 Amalan-amalan Sunnah Saat Ramadhan Ini, Insya Allah Rezeki Makin Berlimpah /Abdulmeilk Aldawsari/Pexels

JURNAL GAYA - Bulan Ramadhan, jadi momentum istimewa untuk memperbanyak amalan-amalan sunnah sebagaimana kerap dilaksanakan Rasulullah.

Amalan-amalan sunnah saat Ramadhan pun sangat banyak, namun ada 10 hal terbaik yang memiliki nilai keutamaan tertinggi.

Meski tidak wajib, amalan-amalan sunnah saat Ramadhan ini tetap menjadi sumber pahala untuk menyempurnakan ibadah puasa di bulan suci ini.

Sebagaimana dikutip JurnalGaya melalui laman NU Online, relevansi amalan-amalan sunnah Ramadhan ini telah disampaikan oleh Syekh Muhammad ibn ‘Umar Nawawi al-Bantani (w. 1316).

Baca Juga: Jadwal Imsakiyah dan Buka Puasa Kabupaten Kuningan 3 Ramadhan 1443 Hijriah atau 5 April 2022

Termaktub dalam kitab Nihayah al-Zain fi Irsyad al-Mubtadi’in (Darul Fikr, Beirut, Cetakan I, h. 194), ia menulis ada 10 amalan sunnah yang harus kita pelihara saat berpuasa, yakni:

Makan Sahur

Berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:  

 تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السَّحُورِ بَرَكَةً

Artinya, “Bersantap sahurlah kalian, karena dalam sahur itu ada keberkahan,” (HR al-Bukhari).   

Dengan demikian bisa disimpulkan, makan sahur menjadi aktivitas yang harus dijalani saat Ramadhan, meski hanya sedikit atau cuma meneguk air putih saja.

Waktu Sahur adalah selepas tengah malam, utamanya diakhirkan selama tidak sampai masuk waktu yang diragukan

Rasulullah menandaskan:   

لَا تَزَالُ أُمَّتِي بِخَيْرٍ مَا أَخَّرُوا السَّحُورَ وَعَجَّلُوا الْفِطْرَ 

Artinya, “Umatku, Senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka,” (HR Ahmad).

Menyegerakan Berbuka

Menyegerakan berbuka sebelum shalat maghrib setelah yakin masuk waktu maghrib.

Baca Juga: Jadwal Imsak dan Jadwal Buka Puasa Kabupaten Subang 3 Ramadhan 1443 Hijriah atau Selasa 5 April 2022

Berdasarkan hadist di atas, saat pertama berbuka, sunnahnya dilakukan dengan kurma. Jika tidak ada, hendaknya dengan air, berdasarkan sabda Rasulullah:  

إِذَا كَانَ أَحَدُكُمْ صَائِمًا، فَلْيُفْطِرْ عَلَى التَّمْرِ، فَإِنْ لَمْ يَجِدِ التَّمْرَ، فَعَلَى الْمَاءِ فَإِنَّ الْمَاءَ طَهُورٌ

Artinya, “Jika salah seorang berpuasa, hendaknya ia berbuka dengan kurma. Jika tidak ada kurma, maka dengan air. Sebab, air itu menyucikan,” (HR Abu Dawud).    

Urutan sebaiknya, pertama dengan kurma basah (ruthab) jika ada. Jika tidak, maka dengan kurma kering (tamar). Jika tidak, maka dengan air. Sebab, sebuah riwayat menyebutkan, sebelum shalat maghrib, Rasulullah saw. selalu berbuka dengan kurma basah. Jika tidak ada, beliau berbuka dengan kurma kering. Jika tidak ada, beliau berbuka dengan air putih.

Membaca doa yang ma‘tsur sebelum atau setelah berbuka

Begini doanya:

    اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِك آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلَتُ ذَهَبَ الظَّمَأُ، وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ يَا وَاسِعَ الْفَضْلِ اِغْفِرْ لِي اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِي هَدَانِي فَصُمْتُ وَرَزَقَنِي فَأَفْطَرْتُ

Artinya, “Ya Allah, hanya untuk-Mu aku berpuasa, kepada-Mu aku beriman, atas rezeki-Mu aku berbuka, hanya kepada-Mu aku bertawakal. Sungguh, rasa haus sudah sirna, urat-urat sudah basah, dan balasan sudah tetap, insya Allah. Wahai Dzat yang maha luas karunia-Nya, ampunilah aku. Segala puji hanya milik Allah Dzat yang telah memberiku petunjuk, hingga aku kuat berpuasa. Lalu Dia memberiku rezeki, hingga aku bisa berbuka.

Baca Juga: Tonton: BIGBANG Rilis MV untuk Comeback Terbarunya yang Indah Still Live!

Mandi besar dari junub, haid, atau nifas sebelum terbit fajar

Agar bisa berpuasa dalam keadaan suci, di samping khawatir masuk air ke mulut, telinga, anus, dan sebagainya jika mandi setelah fajar. Kendati tidak bersedia mandi seluruh tubuh sebelum fajar, hendaknya mencuci bagian-bagian tersebut (yang sekiranya rawan masuk air) disertai dengan niat mandi besar.    

Menahan lisan dari perkara-perkara yang tak berguna

Saat berpuasa hindari perkara haram, seperti berbohong dan mengumpat karena perbuatan ini akan menggugurkan pahala puasa.   

Menahan diri dari segala hal yang tak sejalan dengan hikmah puasa.

Meskipun itu tidak sampai membatalkan, seperti berlebihan dalam mengadakan makanan atau minuman, bersenang-senang dengan perkara-perkara yang sejalan dengan keinginan dan kepuasan nafsu, baik yang didengar, ditonton, disentuh, diraba, dicium, dan sebagainya.

Sebab semua itu tak seiring dengan hikmah dari ibadah puasa.    

Memperbanyak sedekah, baik kepada keluarga, kaum kerabat, maupun tetangga.

Berilah mereka makanan secukupnya. Kendati tidak ada, jangan sampai luput walau hanya seteguk air atau sebiji kurma, berdasarkan sabda Rasulullah saw:

  مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا، كُتِبَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ، إِلَّا أَنَّهُ لَا يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْءٌ

Artinya, “Siapa saja yang memberi makanan berbuka kepada seorang yang berpuasa, maka dicatat baginya pahala seperti orang puasa itu, tanpa mengurangi sedikit pun pahala orang yang berpuasa tersebut,” (HR Ahmad). 

Baca Juga: Jadwal Imsakiyah dan Buka Puasa Kabupaten Sumedang 3 Ramadhan 1443 Hijriah atau 5 April 2022    

Selain itu, juga sebaiknya memperbanyak baca Al-Quran, belajar Al-Quran, menuntut ilmu, berdzikir, berbuat baik di mana pun, walaupun saat berada di jalan.

Dasarnya adalah Rasulullah saw. selalu memeriksa hapalan Al-Quran-nya kepada malaikat Jibril setiap malam di bulan Ramadhan.

Memperbanyak i'tikaf di masjid.

Sebaiknya dilakukan sebulan penuh. Jika tidak, sepuluh malam terakhir diutamakan karena Rasulullah saw selalu menghidupkan malam, membangunkan keluarganya, dan mengencangkan ikat pinggang sebagai bentuk kesiapan menjalankan ibadah.   

Mengkhatamkan Al-Quran

Setidaknya sekali selama bulan Ramadan. Maksimalnya tentu sebanyak-banyaknya, seperti para ulama terdahulu. Bahkan, setiap bulan Ramadhan, Imam al-Syafi‘i mengkhatamkannya hingga 60 kali.   

Istiqamah dalam menjalankan amaliah Ramadhan dan melanjutkan amaliah-amaliah tersebut di bulan-bulan berikutnya. Wallahu ‘alam.
***

Editor: Dini Yustiani

Sumber: NU Online

Tags

Terkini

Terpopuler